Yogyakarta, Gatra.com – Penyedia solusi piranti lunak ternama di dunia, Software AG, menjalin kemitraan dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mendorong transformasi digital di sektor pemerintahan dan pemberdayaan mahasiswa khususnya mahasiswa UGM.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono mengatakan kolaborasi erat antara perusahaan swasta dan akademisi sangat penting terutama dalam mendukung peningkatan teknologi. “Kerja sama ini selaras dengan Kebijakan Kampus Merdeka yang diterapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim yang menganjurkan universitas-universitas untuk menjalin kemitraan dengan perusahaan kelas dunia,” ujar Panut dalam keterangan yang diterima Gatra.com, Senin (10/8).
Di dalam kemitraan itu terdapat dua agenda yang dijalankan. Pertama yakni kelas webinar yang terbuka bagi seluruh pegawai pemerintah yang diadakan pada 14 Agustus 2020. Dalam sesi tersebut, Software AG dan UGM akan menyampaikan pandangan mengenai isu-isu terbaru seputar transformasi digital dalam sektor pemerintahan Indonesia.
UGM juga akan membagikan data dan penemuan terbarunya termasuk tantangan yang dihadapi dalam upaya mendorong transformasi digital pada sektor pemerintahan. Sementara Software AG akan menyampaikan beberapa studi kasus yang dilakukan di beberapa instansi pemerintahan Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Singapura, dan Australia.
Melalui kerja sama dengan UGM, Software AG berkomitmen untuk menyediakan edukasi yang berorientasi pada pasar, memberikan keunggulan daya saing bagi lulusan UGM ketika memasuki pasar kerja, dan membentuk bagian yang integral dalam upaya transformasi digital di Indonesia.
“Dengan webinar yang akan diadakan, kami bermaksud memaparkan sudut pandang, penemuan terbaru, dan ide-ide kami untuk pegawai negara dalam menjalankan proses transformasi digital yang aman dan berkelanjutan. Dengan kemitraan akademis ini, kami memberdayakan mahasiswa untuk mendukung transformasi digital tersebut dengan sumber daya manusia yang sekelas dunia dan unggul,” kata Mulyono.
Presiden Software AG untuk Asia Pasifik dan Jepang, Anneliese Schulz mengatakan kerja sama yang pertama bagi Software AG dengan universitas di kawasan Asia. “Yang sangat menggembirakan adalah kesempatan bagi kami untuk meningkatkan kualitas talenta lokal menjadi ahli teknologi berkelas dunia yang akan berkontribusi terhadap perkembangan Indonesia,” ujar Schulz.
Pihaknya menyatakan kesiapan untuk mendukung transformasi digital di Indonesia. “Jika kami pantau upaya transformasi digital pemerintahan di Indonesia dan negara lainnya, platform teknologi integrasi adalah kunci modernisasi dan inovasi. Sebagai penyedia teknologi integrasi terkemuka di dunia, kami bersedia membagikan sejumlah studi kasus yang terbukti efektif serta pembelajaran dari badan pemerintah lainnya dari seluruh dunia yang akan sangat bermanfaat bagi Indonesia,” ungkapnya.
Untuk diketahui, pada 2018, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) melakukan pengukuran tingkat kematangan e-Government dari 616 instansi pemerintah dan menyimpulkan bahwa mayoritas instansi pemerintah telah menerapkan layanan elektronik (e-services) untuk pekerjaan internal mereka.
Namun layanan elektronik tersebut memiliki masalah yang sama yakni tidak terintegrasi, tidak berkelanjutan, dan memiliki tingkat kegunaan yang rendah. Ketidakhadiran kebijakan yang terintegrasi dan holistik menjadi penyebab utama masalah-masalah tersebut, yang akhirnya menimbulkan perencanaan dan strategi parsial dalam upaya implementasi e-Government.