Home Hukum Elf Bawa Angkut 17 Pendaki Tabrak Tebing, 1 Tewas 2 Luka

Elf Bawa Angkut 17 Pendaki Tabrak Tebing, 1 Tewas 2 Luka

Karanganyar, Gatra.com- Sebuah mobil Isuzu Elf nopol B 7535 KDA menabrak tebing di Dukuh Sicepit Desa Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu malam (9/8). Seorang penumpang meninggal dunia dan dua lainnya luka berat dan ringan.

Kasatlantas Polres Karanganyar AKP Maulana Ozar mengatakan berdasarkan olah tempat kejadian perkara, beberapa faktor penyebabnya masih didalami. Diantaranya ban mobil kempes dan problem pada sistem pengereman sehingga sopir gagal menguasai medan menurun.

Satu orang penumpang meninggal dunia. Dia sampai terlempar keluar memecah kaca depan elf. Dia duduk di samping sopir namun tak mengenakan sabuk pengaman. Ini menjadi pelajaran berharga bahwa safety itu penting, katanya kepada Gatra.com di Karanganyar, Senin pagi.

Korban meninggal dunia bernama Sri Miyana (19) asal Kampung Pedurinan Bekasi. Ia duduk di samping sopir bernama Akhmad Khuzaidin (33) asal Dukuh Krajan Selatan Rt 02/Rw I Purworejo. Korban luka memar di pinggang duduk disamping sopir juga, yakni Inox Widyawati (52) asal Jakarta Utara. Sedangkan korban luka berat alami patah kaki bernama Sahilwan (43) asal Jakarta Barat. Ia duduk di kursi belakang sopir.

Dalam kronologisnya, mobil tersebut diisi 17 pendaki usai turun dari Gunung Lawu via Candi Cetho, Desa Gumeng, Jenawi. Sopir memilih jalur Kemuning-Jenawi yang berkelok-kelok serta curam.   

Tiba-tiba sopir diberitahu salah satu penumpang bahwa ban belakang sebelah kiri kempes. Kemudian sopir mengerem mobil namun masih terus melaju dan tidak berhenti di jalan menurun. Sopir yang panik lalu mobil dibanting ke kiri. Mobil itu menabrak tebing dan kemudian masuk selokan.

Tak mau berhenti, mobil melaju lagi sampai menabrang tebing berikutnya, baru berhenti. Pada saat mobil menabrak tebing korban Sri yang berada disebelah kiri sopir terpental sampai keluar memecah kaca depan mobil dan terjepit. Meski akhirnya berhasil dievakuasi, namun nyawanya tak tertolong. Ia menghembuskan nafas terakhir saat perjalanan ke rumah sakit. "Sopir enggak mengantuk. Mungkin belum mengenal medan dengan baik," katanya.

Ia masih mendalami kasus ini. Usai olah TKP, penyidik Satlantas menunggu kondisi sopir dan para saksi memungkinkan untuk ditanyai lebih mendalam.  Ia memastikan mobil itu tidak overload. "Kursi belakang hanya diisi tas ransel. Kapasitas 19 orang terisi 18 saja. Enggak overload," katanya.

149