Jakarta, Gatra.com - Memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasioanal (HAKTEKNAS) ke-25, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/Kepala BRIN), Bambang Brodjonegoro menilai peringatan tersebut harus dijadikan momentum penguatan kolaborasi tiga pihak (triple helix) dalam mewujudkan kemandirian nasional dan menjadikan inovasi sebagai solusi berbagai persoalan bangsa.
Menristek juga mengajak seluruh pihak untuk memaknai kebangkitan teknologi dengan semangat untuk terus melakukan riset serta menghasilkan inovasi yang menjadi solusi di berbagai bidang, semangat untuk tetap bersama demi bangkit kembali di setiap tantangan zaman.
"HAKTEKNAS tahun 2020 menjadi fokus menampilkan kontribusi keunggulan riset dan inovasi kita untuk kemandirian bangsa Indonesia. Menjadi tekad kita semua untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, dan sejahtera. Mari sukseskan transformasi Indonesia dari negara berbasis sumber daya alam menjadi negara berbasis inovasi," tutur Bambang pada peringatan HAKTEKNAS secara daring, Senin (10/8).
Dalam peringatan tersebut, Bambang sekaligus menyampaikan perkembangan produk riset dan inovasi untuk percepatan penanganan COvid-19 diantaranya yaitu Ventilator, Rapid Diagnosticc Test, PCR TEst Kit, Mobile Lab BSL-2, Sel Punca, Vaksin Merah-Putih, dan Alat Deteksi Dini Covid-19.
Untuk alat deteksi dini Covid, Bambang menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan perkembangan terhadap dua jenis alat deteksi dini, yaitu yang pertama adalah Reverse-Transcriptase Loop-Mediated Isothermal Amplification (RTLAMP) Turbidity yang
Saat ini sedang disiapkan test yang diharapkan dapat setara dengan PCR, yaitu Reverse- Transcriptase Loop-Mediated Isothermal Amplification (RTLAMP) Turbidity, inovasi LIPI. "Metode RT-Lamp memiliki kelebihan yaitu lebih memungkinkan dilakukan di Faskes dengan fasilitas yang lebih sederhana dengan hasil kuantitatif dan kualitatif. Metoda ini dapat direalisasikan dengan lebih cepat dan luas. Diharapkan akhir Agustus tes ini dapat digunakan," jelas Bambang.
Sementara alat kedua yaitu Microchip Surface Plasmon Resonance (SPR), yang merupkan.inovasi deteksi dini COVID-19 berbasis Microchip Surface Plasmon Resonance (SPR). lat hasil kerjasama kerja sama BPPT, ITB dan UNPAD, ini memakai teknik deteksi yang memiliki reprodusibilitas tinggi, real time, dan relatif murah.
"Reagen utamanya dapat kita produksi sendiri dan hanya butuh satu jenis reagen utama, sehingga lebih efisien. Selain itu, pemrosesan deteksi virus langsung dan kecepatan deteksi yang lebih cepat, 30 menit sampai maksimal 2 jam. Saat ini sudah ada mitra swasta yang siap bekerjasama," terang Bambang.
Sebagai penutup, Bambang menuturkan bahwa tujuan peringatan Hakteknas adalah untuk menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat tentang perlunya budaya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan inovasi dalam kehidupan sehari-hari, mendorong inovasi untuk menjadi solusi berbagai persoalan bangsa serta meningkatkan daya saing, kemandirian dan pertumbuhan ekonomi, serta mengapresiasi pencapaian inventor dan inovator Indonesia.
"Juga sebagai sosialisasihasil-hasil IPTEK dan inovasi kepada masyarakat luas; mensosialisasikan kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengembangan IPTEK dan inovasi; dan memperkuat kolaborasi antara kelembagaan IPTEK baik akademisi atau peneliti, pelaku usaha, pemerintah, serta lembaga penunjang," pungkasnya.