Cilacap, Gatra.com – Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah memperkirakan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata 2020 ini benar-benar terpuruk. Dari pendapatan total pada 2019, diprediksi pendapatan dari pariwisata tinggal kisaran 11 persen lebih.
“Tidak hanya tiarap. Ini sudah benar-benar terpuruk,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap, Heru Harjanto, Senin (10/8).
Dia menjelaskan, pada 2019 lalu pendapatan pariwisata mencapai Rp2,7 miliar. Namun, proyeksi pada 2020 ini hanya Rp500 juta lantaran pemerintah daerah melepas pengelolaan objek wisata pantai.
Dari proyeksi Rp500 juta itu, kata dia, kemungkinan besar hanya terealisasi sebesar Rp300 juta. Pandemi Covid-19 menyebabkan pemda menutup seluruh objek wisata nonpantai yang dikelola. Penutupan juga dilakukan di objek wisata yang bukan dikelola oleh Pemda.
“Pandemi ini juga sangat berdampak. Sangat menurun karena penutupan,” ucapnya.
Dia menjelaskan, meski objek wisata sudah mulai dibuka sejak Juni 2020 lalu, diperkirakan hingga akhir tahun pendapatannya tidak mencapai target PAD. Pasalnya, penutupan objek wisata bersamaan dengan waktu lonjakan kunjungan di tahun-tahun sebelumnya. Misalnya, libur dan cuti lebaran.
Selain itu, seluruh objek wisata juga harus menerapkan pembatasan ketat jumlah kunjungan wisatawan untuk mengantisipasi kerumunan. Karenanya, retribusi yang diperoleh objek wisata tidak akan sebesar kondisi normal.
“Itu terjadi di Objek wisata Banyu Panas, Kemit Forest, Pangonan. Semua terdampak,” ucapnya.