Karanganyar, Gatra.com - Petani organik di 15 desa di Karanganyar dijajaki kesanggupannya menyuplai beras organik ke wilayah Jabodetabek. Melalui Rumah Organik Indonesia (ROI), diupayakan suplai minimal 20 ton per bulan.
Direktur Utama ROI Jularso mengatakan telah mengantongi kesanggupan BUMDes Bersama Lawu Sejahtera terkait pemenuhan komoditi. BUMDes tersebut mamandu para petani organik mulai bercocok tanam sampai ke pemasaran.
"Tahap awal ini dikirim 8 ton dulu. Jenisnya beras hitam, beras merah wangi, beras merah saudah, beras cokelat dan IR 64," kata Jularso kepada Gatra.com, Minggu (9/8).
Jenis-jenis beras organik itu disediakan di ratusan hektare sawah yang masuk kategori organik di 15 desa. Berdasarkan catatan ROI, permintaan beras organik dari Jabodetabek mencapai 20 ton per bulan. Konsumennya dari kalangan menengah ke atas yang memiliki patokan tertentu makanan sehat yang dikonsumsinya. Sehingga, harga yang relatif lebih tinggi dibanding beras lokal tak jadi masalah. Di 8 ton beras yang dikirim perdana, nilainya Rp150 juta.
"Kami memberikan mekamisme kerjasama menguntungkan bagi petani organik di Karanganyar. Permintaan dari Jabodetabek perbulan 20 ton. Beras organik petani Karanganyar bisa langsung terserap," katanya.
Ia meyakini permintaan terus naik. Dalam model bercocok tanam sistem organik, dipastikan produktivitasnya meningkat. Tak seperti beras berpupuk kimia yang produktivitasnya menurun. Selain beras, produk pertanian organik lainnya yang akan dibidik seperti sayuran dan lauk pauk.
"Bentuknya nanti frozen food. Tinggal menghangatkan saja. Seperti daging ayam, ikan dan sayur," katanya.
Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan pangsa pasar beras organik sangat terbuka lebar di daerah perkotaan. Pasalnya di tengah pandemi Covid-19, masyarakat membutuhkan sumber makanan sehat.
"Ini merupakan salah satu upaya mendorong dan menggeliatkan para petani kita agar beralih ke organik. Melalui rumah organik, padi yang dihasilkan akan dipasarkan ke sejumlah daerah dengan hasil yaag cukup menjanjikan," terang bupati.
Dijelaskan bupati, cakupan dan area pertanian organik akan diperluas, sehingga dapat memenuhi permintaan pasokan beras organik dan untuk memenuhi target permintaan.
"Tidak hanya memperluas, pembangunan infrastruktur juga kita perhatikan. Seperti pasokan listrik ke persawahan milik petani, dan sumur dalam. Terutama di daerah yang jauh dari aliran sungai atau irigasi," katanya.