Home Milenial Menko PMK: Arahan Presiden Minta Longgarkan KBM Siswa

Menko PMK: Arahan Presiden Minta Longgarkan KBM Siswa

Jakarta, Gatra.com - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Kesehatan, resmi merevisi Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri terkait pembelajaran di masa Pandemi Covid-19. Revisi tersebut diantaranya menyangkut diperbolehkannya belajar tatap muka di zona Hijau dan Kuning serta terkait dengan kurikulum di masa pandemi.
 
Dalam sambutannya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan sesuai dengan arahan Presiden dalam Rapat Terbatas (Ratas) 5 Agustus 2020 lalu, Presiden meminta agar ada proses pelonggaran atau relaksasi dalam kegiatan belajar mengajar untuk para siswa. 
 
"Tentunya dengan memperhatikan banyak pertimbangan. Saya kira juga kita sudah maklum. Banyak sekali, banyak yang harus dibenahi, terkait keluhan peserta didik, orang tua, dan pihak yang terkait sehubungan dengan diberlakukannya belajar dari rumah," kata Muhadjir dalam Taklimat Media SKB 4 Menteri secara daring, Jumat (6/8).
 
"Karena itu Pak Presiden memberikan arahan agar mulai dibuka proses belajar mengajar di sekolah, dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu," lanjutnya.
 
Akan tetapi, ketika nantinya semua pihak terkait sudah berani mengambil risiko untuk melaksanakan belajar langsung di sekolah ini, maka menjadi tugas pemerintah dan seluruh pihak terkait pula, untuk harus super hati-hati dan meningkatkan kewaspadaan setinggi mungkin. "Agar keselamatan dari para siswa, guru, dan pihak-pihak  terkait betul-betul terjamin. Dan hendaknya direspon secepat mungkin kalau kejadian yang tidak di kehendaki," beber Muhadjir.
 
Sementara itu, Muhadjir selaku Menko PMK juga menyampaikan apresiasi seluruh pihak baik dari Kemendikbud, Kemenag, Kemendagri, Pemerintah daerah baik Provinsi atau Kabupaten/Kota, serta satuan pendidikan yakni Kepala Sekolah, Guru, Ustadz, dan Orang Tua siswa yang selama ini telah berupaya keras memaksimalkan proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), meski diakui Muhadjir, sangat sulit untuk menerapkan PJJ secara optimal.
 
"Saya apresiasi semua yang sudah berupaya dalam melaksanakan kegiatan belajar jarak jauh terhadap siswa agar tetap bisa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna dan meminimalisasi risiko kekurangan kesempatan untuk mendapatkan kesempatan belajar. Atas nama pemerintah, saya apresiasi yang tinggi pada semua pihak," pungkasnya.
97