Home Kesehatan New Normal, Layanan Stunting Kabupaten Blora akan Dibuka

New Normal, Layanan Stunting Kabupaten Blora akan Dibuka

Blora, Gatra.com - Pelayanan penyuluhan stunting di Kabupaten Blora dihentikan selama pandemi Covid -19. Dinas Pengendalian Pendudukan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Blora, mengaku akan kembali membuka pelayanan seiring penerapan new normal

Kepala Dinas DPPKB Blora, Nur Hidayat mengatakan, selama pandemi penyuluhan memang dihentikan untuk mengantisipasi persebaran Covid -19. Direncanakan Oktober mendatang, pihaknya baru akan kembali melakukan penyuluhan seiring penerapan new normal

"Selama pandemi ini kita belum melakukan penyuluhan. Rencana Oktober, nanti kita lakukan penyuluhan lewat Bina Keluarga Berencana (BKB)," ucap Nur Hidayat di Kantornya, Jumat (7/8). 

Di masa new normal ini, Pihaknya akan kembali memaksimalkan penyuluhan kepada ibu hamil untuk mencegah terjadinya stunting. Meski begitu, penerapan protokol kesehatan tetap akan dilakukan untuk mencegah persebaran Covid-19. 

"Kita tetap maksimal mungkin. Bagaimana kita sekali jalan bisa mendapatkan calon ibu sebanyak-banyaknya. Tentunya protokol kesehatan akan dilakukan, karena kan kita gelar di Balaidesa, jadi paling 20 orang bisa kita kumpulkan," ujarnya. 

Lebih lanjut, Nur Hidayat mengungkapkan, dari data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ada 10 desa di 5 Kecamatan yang masuk dalam pembinaan kasus stunting di Kabupaten Blora. 5 Kecamatan itu antara lain, Kecamatan Blora kota, Kecamatan Tunjungan, Kunduran, Ngawen dan Cepu. 

"Itu yang masuk data pembinaan pusat. Kalau Dinkes Blora lebih banyak lagi. Cuma datanya saya kurang tahu pasti, yang jelas bisa lebih dari pusat," ungkapnya. 

Sementara itu, Teguh Siswanto Kabid KB dan ketahanan kesejahteraan keluarga mengatakan, pemahaman kepada calon ibu perlu dilakukan sejak remaja agar tidak terjadi kasus stunting. Menurutnya, peran ibu dan bapak terhadap perkembangan anak sangat penting untuk mencegah terjadinya stunting. 

"Kalau bisa penyuluhan stunting dimulai sejak remaja. Bagaimana kita memberi pemahaman kepada calon ibu, ketika mereka memasuki area keluarga ini harus direncanakan," ucapnya.
129