Semarang, Gatra.com - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menampik penyebutan Kota Semarang oleh Satgas Penanganan Covid-19 sebagai kota kedua yang memiliki angka kumulatif kematian karena Covid-19 terbanyak di seluruh Indonesia.
Menurut Hendi sapaan akrab wali kota, pihaknya telah melakukan segala cara demi menimalisir angka kematian akibat corona dengan deteksi dini.
"Kota Semarang bukan yang tertinggi ya, meskipun harusnya angka ini lebih bisa diminimalkan, kalau mereka cepat-cepat terdeteksi positif Covid, sehingga bisa dilakukan penanganan-penanganan dari tim kesehatan kita," ujar Hendi, Jumat (7/8).
Selain itu, kasus kematian pasien Covid-19 di Kota Semarang terjadi lantaran para pasien masuk rumah sakit sudah dalam kondisi kritis dan parah.
"Kebanyakan pada kasus meninggal, mereka memiliki penyakit penyerta atau komorbid, dan kelompok usia rentan," jelasnya.
Untuk itu, Hendi menegaskan pelaksanaan tes masal Covid-19, baik rapid atau swab tes akan terus dilakukan di kota lunpia.
"Saya minta kepada satuan tugas tetap melakukan rapid dan swab tes secara masal. Supaya, yang ternyata positif bisa diberikan pengobatan lebih cepat," ujarnya.
Berdasarkan laman siagacorona.semarangkota.go.id hingga Jumat pagi (7/8), kasus kematian pasien Covid-19 di Kota Semarang sebanyak 485 orang dengan rincian 384 warga Semarang dan 101 warga luar Kota Semarang.