Bandung, Gatra.com - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) akan melakukan belanja alat material khusus (Almatsus) buatan anak negeri, guna menguatkan pertahanan ekonomi nasional di tengah pandemik COVID-19.
Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komjen Pol Agus Andrianto mengatakan kualitas Almatsus produksi dalam negeri lebih baik dibanding hasil negara lain.
"Jajaran Polri mendukung pemerintah untuk melaksanakan belanja dalam negeri untuk alat khusus Polri. Hal ini untuk mempertahankan ekonomi negara," kata Agus usai meninjau sejumlah Almatsus Polri produksi PT Farin Industri Nusantara di Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (6/8).
Agus menjelaskan Almatsus Polri saat ini memang masih mengandalkan sebagaian produk luar negeri terutama alat-alat kelengkapan teknologi informasi (IT). Persentasenya 30 dari luar negeri, dan sisanya 70 persen dari dalam negeri.
"Karena memang ada beberapa peralatan yang tidak bisa kita produksi sendiri, utamanya yang berkaitan dengan IT, jadi harus diimpor," terangnya.
Agus menilai, alat perlengkapan untuk Polri produksi PT Farin Industri Nusantara sudah sangat baik. Apalagi beberapa produk perusahaan manufaktur ini sudah diekspor ke sejumlah negara seperti Thailand, Malaysia, dan Filipina.
Sejumlah produk yang diproduksi PT Farin adalah pelindung dalmas, tameng dalmas, helm, rompi, pelontar gas Air mata, dan tenda lapangan.
"Kualitasnya baik, tadi saya coba. Saya tidak merasakan dipukul. Sama sekali tidak goyang, tadi tamengnya saya dipukul keras juga tahan cukup baik. Tentunya karena pengecekan hasil produksi yang cukup bagus. Saya rasa sudah sewajarnya kita menggunakan ini," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Farin Industri Nusantara, Steven menyebut, produk keperluan kepolisian dan militer yang diproduksinya sudah merambah pasar mancanegara. Hal itu terbukti dengan ekspor yang dilakukan ke beberapa negara Asia Tenggara.
"Kita sudah ekspor ke Thailand, Malaysia, Filipina dan negara lainnya. Mayoritas rompi dan perlengkapan kepolisian dan militer terutama tekstil," katanya.
Steven menegaskan, sejauh ini bahan baku yang digunakan mayoritas berasal dari dalam negeri. Hal itu juga menjadi salah satu pendorong meningkatnya geliat produksi yang dilakukan.
"Untuk bahan baku kita gunakan 80 persen berasal dari Indonesia. Nah yang 20 persen itu bahan untuk rompi anti peluru," ujarnya.