Salatiga, Gatra.com - Peluncuran buku kumpulan cerita pendek (cerpen) karya siswa SD Marsudirini 77 Salatiga berlangsung semarak dengan kehadiran Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Kehadiran Ganjar Pranowo ke acara tersebut bukan karena diundang resmi pihak sekolah, tapi semata memenuhi permintaan salah satu siswi Brigitta Kayla Clarissa Alethea,7.
Menurut Kayla telah menulis surat resmi kepada Gubernur Jateng untuk bisa datang pada peluncuran buku kumpulan cerpen berjudul “Kumpulan Cerita Anak, Kisah Perjalananku”.
“Saya beberapa hari lalu memang kirim surat ke Pak Gubernur supaya datang ke sekolah buat launching buku karyaku dan teman-teman. Ini buku tentang cerita-cerita kami,” katanya di sela pelucuran cerpen, Kamis (6/8).
Siswi yang bercita-cita menjadi youtuber itu tak menyangka, suratnya bakal dibalas dengan kedatangan Ganjar secara langsung yang sebelumnya tidak memberikan kabar akan datang.
“Seneng sekali bisa melihat langsung Pak Ganjar. Terus nanti mau minta foto bersama. Semoga Pak Ganjar sehat selalu dan bisa datang lagi ke sekolah,” harap Kayla.
Peluncuran buku cerpen karya anak-anak SD Marsudirini 77 Salatiga itu berlangsung meriah dengan protokol kesehatan ketat. Dihadiri sejumlah guru, perwakilan siswa penulis buku, dan Wakil Wali Kota Salatiga Muh. Haris.
Buku setebal 72 halaman itu berisi cerita ringan pengalaman siswa kelas 2 SD Marsudirini 77 Salatiga, tentang perjalanan saat liburan, saat ulang tahun, selama sekolah, dan bermain di rumah.
Sementara Ganjar Pranowo menyatakan, sengaja datang untuk memenuhi undangan dari siswa SD Marsudirini 77 Salatiga Kayla.
“Saat membaca baca surat Kayla, saya senyum-senyum sendiri dan memastikan bahwa ini unik. Kalau yang ngundang mahasiswa atau penulis buku terkenal kan sudah biasa, tapi ini anak-anak yang baru menulis sekali dua kali buku. Ini keren,” ujar Ganjar.
Menurut dia, tradisi menulis di SD Marsudirini 77 Salatiga sudah menjadi kebiasaan dengan dibimbing guru sehingga menjadi karya buku cerpen.
Tulisannya enteng-enteng, tentang pengalaman berlibur, perjalanan dan bagaimana kisah di rumah. Kebiasaan ini bisa mengajarkan tradisi menulis dan akhirnya meningkat menjadi tradisi membaca dan mengarang di kalangan siswa.
Tradisi ini bisa mengeluarkan imajinasi anak dan menambah literasinya. Mereka akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan berprestasi untuk masa depan.
“Cara belajar seperti ini cocok diterapkan saat proses belajar jarak jauh. Daripada guru ngasih tugas yang sulit-sulit, anak-anak suruh cerita saja, disuruh dongeng tentang matematika, bahasa, kesenian dan lainnya. Bisa juga mereka diminta mengarang soal covid-19, tentu akan menjadi pembelajaran yang menyenangkan,” ujar Ganjar.