Beirut, Gatra.com - Menteri dalam negeri (Mendagri) Lebanon Mohammed Fehmi menyatakan keberatannya kepada tim internasional yang ingin bergabung untuk melakukan penyelidikan lokal atas ledakan di Beirut.
Menurut outlet media lokal, dikutip saluran berita stasiun televisi negara LBC, Kamis (6/8), penyelidikan harus dilakukan secara penuh dan transparan akan memakan waktu lima hari.
"Penyelidikan ledakan pelabuhan akan dilakukan secara transparan, memakan waktu 5 hari, dan setiap pejabat yang terlibat akan dimintai pertanggungjawaban," kata Fehmi.
“Bahan peledak tinggi yang ada di blok 12 adalah amonium nitrat dan Anda harus bertanya kepada bea cukai mengapa ada di sana. Setidaknya 80 persen dari api sekarang telah dikendalikan di Pelabuhan Beirut,” kata Fehmi.
Pernyataan Fehmi itu bertentangan dengan empat perdana menteri sebelumnya yang pada hari Rabu lalu menyerukan komite investigasi yang didukung PBB atau Liga Arab untuk melakukan menyelidiki ledakan di Beirut, yang menewaskan lebih dari 130 orang dan melukai lebih dari 5.000 orang.
Sebelumnya, Jaksa penuntut di Perancis, Remy Heintz mengatakan bahwa mereka telah memulai penyelidikan setelah 21 warga Perancis terluka dalam ledakan dahsyat di pelabuhan di ibukota Lebanon, Beirut.
“Jaksa penuntutan meminta untuk membuka penyelidikan atas 'cedera tidak disengaja' dengan menggunakan yurisdiksi mereka malakukan penyelidikan atas tindakan yang dilakukan di luar negeri,” kata Heintz dalam sebuah pernyataan.