Home Gaya Hidup Ada yang Dugem, BTNGR Tutup Pendakian ke Rinjani

Ada yang Dugem, BTNGR Tutup Pendakian ke Rinjani

Mataram, Gatra.com - Dibukanya pendakian Gunung Rinjani, Lombok Timur berdampak buruk. Masalahnya, para pendaki banyak melanggar aturan pendakian yang sudah ditentukan, terutama untuk mencegah penularan Covid-19. Kerumunan pendaki dan kenekatannya melakukan dugem bersama di Ladang Savana Propok,dengan menari, berjingkrak-jingkrak diiringi hentakan suara musik yang keras, menjadi penyebab Balai Taman Nasiona Gunung Rinjani (BTNGR) menghentikan pendakian ke Gunung tertingi kedua se Indoneia tersebut.

“Atas ulah pendaki tersebut, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) bertindak tegas. BTNGR memutuskan menutup lokasi perkemahan tersebut mulai Rabu (5/8) ini,” kata Kepala BTNGR Dedy Asriady, kepada wartawan Rabu (5/8).

Menurut Dedy, penutupan seluruh aktivitas wisata, termasuk pendakian dan perkemahan di Savana Propok adalah solusi satu-satunya untuk situasi saat ini. Mengingat aktivitas dugem layaknya di diskotik itu dinilai sudah melampaui batas. “Tindakan yang dilakukan secara beramai-ramai dan berkerumun tentu sangat berisiko bagi kepentingan umum da rentan terhadap penularan Covid-19,” jelas Dedy.

Dedy memberi alasan lebih jauh atas penutupan pendakian Gunung Rinjani karena adanya peristiwa tersebut mengingat pelangaran yang dilakukan para pendaki justru akan memicu klaster baru penularan Covid-19.

Dedy menjelaskan, sebelumnya pada awal Agustus 2020, petugas dari Savana Propok Gunung Rinjani menemukan segerombolan pendaki yang melakukan aksi yang tidak pantas. Mereka memutar musik dengan volume sangat tinggi, kemudian menari bersama, laki dan perempuan. Aksi tersebut juga terekam dalam sebuah video amatir yang kemudian tersebar di media sosial.

Dikatakan, Dedy, selain tidak pada tempatnya, ulah para pendaki yang dugem tersebut dinilai telah melanggar etik dan protokol kesehatan yang direkomendasikan dalam pembukaan destinasi wisata alam dalam kawasan TNGR tersebut. “Dengan bergerombolnya para pendaki tersebut, dikhawatirkan kembali meningkatkan eskalasi kasus dan potensi penularan Covid-19.

“Insiden terakhir beberapa hari yang lalu itu ada satu kejadian yang teridikasi pengunjungnya tidak mematuhi protokol covid. Langkah yang kita lakukan kita akan tutup mulai besok, kemudian kita akan evaluasi bersama bareng pemerintah daerah, pokdarwis, dan TNGR,” jelas Dedy.

173