Home Politik Ketua DPRD Jateng: Bila Memungkinan Sekolah Jadi Dua Shift

Ketua DPRD Jateng: Bila Memungkinan Sekolah Jadi Dua Shift

Semarang, Gatra.com - Katua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto mengimbau agar dicarikan solusi pembelajaran sekolah bagi siswa selama pandemi Covid-19. Sebab bila siswa harus belajar terus di rumah secara daring atau online dikhawatirkan bisa mengalami kejenuhan.

“Harus dicarikan solusi, karena kalau sampai Desember mendatang berlajar dari di rumah anak (siswa) akan mengalami kejenuhan. Kalau orang tua tak bisa mengawasi karena kerja, anak malah akan main,” katanya, Selasa (4/8).

Menurut ia, bila memungkinan solusinya pembelajaran di sekolah dilakukan secara sift atau bergantian, semisal satu kelas ada 40 siswa, maka 20 siswa masuk sift pertama dan 20 siswa lainnya sift kedua.

Dalam proses pembelajaran di sekolah, lanjut Bambang, masih tetap sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19 untuk melindungi siswa dan guru.

“Jadi siswa tetap berangkat sekolah, tapi jadwal pembelajaran dibuat dua kali, bergantian,” ujar politisi dari PDIP ini.

Mengenai pembelajaran daring yang sekarang berlangsung, Bambang menyatakan memang masih banyak kendala antara lain, masih banyak siswa tidak memiliki handphone dan kesulitan mengakses internet.

“Hal ini dikarenakan selama ini belum pernah dilakukan pembelajaran sekolah secara daring sehingga menimbulkan kendala,” ujarnya.

Untuk mengatasi kendala jaringan internet, Bambang mengajak kepada seluruh anggota DPRD Jateng ikut membantu memberikan wifi bagi siswa agar bisa mengikuti pembelajaran daring.

“Berharap para anggota dewan bisa menyumbangkan wifi untuk masyarakat sekitar dalam rangka pembelajaran daring bagi yang tidak mampu,” ajak Bambang.

Sementara anggota Komisi E DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto mengusulkan agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng memberikan bantuan gadget kepada siswa tidak mampu untuk mendukung kegiatan belajar daring.

Menurut Yudi, saat melakukan kunjungan ke daerah banyak mendapatkan keluhan dari para orang tua dan siswa maupun orang tua siswa tidak mempunyai gadget.

“Di masa pandemi Covid-19 ini, gadget termasuk sarana dan prasarana pendidikan, sehingga mengusulkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng memberikan gadget. Dananya bisa diambilkan dari Bantuan Operasional Siswa (BOS) karena gadget masuk sarana dan prasaran,” ujar Yudi.

Dana BOS, sambung anggota dewan dari Frkasi Partai Gerinda ini mencukupi untuk pengadaan gadget bagi siswa. Indeks dana BOS per siswa tahun 2020 untuk SD senilai Rp900.000 per siswa, untuk SMP/MTs senilai Rp1.100.000 per, untuk SMA senilai Rp1.500.000 per siswa, dan untuk SMA Rp1.600.000 per siswa.

“Jadi dana BOS mencukupi, sehingga untuk sarana dan prasaran pengadaan gadget bagi siswa. Program-program lain seperti boarding school dan pengadaan komputer bisa dialihkan dulu,” ujar Yudi.

Di samping gadget, Yudi juga mengusulkan pemerintah membantu kuota internet bagi siswa. Supaya penggunaanya tepat sasaran maka gadget sudah diseting hanya untuk digunakan dalam pembelajaran.

“Langkah ini akan meringankan beban orang tua tidak mampu dan yang terkena dampak Covid 19,” ujar Yudi. (ADV)