Home Internasional Ledakan Beirut: Dari Percikan Api Las Hingga Ledakan Dahsyat

Ledakan Beirut: Dari Percikan Api Las Hingga Ledakan Dahsyat

Beirut, Gatra.com - Palang Merah Libanon, Rabu (5/8), menyebut ledakan besar di pelabuhan Beirut yang menghancurkan seluruh kawasan di lingkungan kota telah menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai lebih dari 4.000 orang.

“Sampai sekarang lebih dari 4.000 orang telah terluka dan lebih dari 100 orang telah kehilangan nyawanya. Tim kami masih melakukan operasi pencarian dan penyelamatan di daerah sekitarnya,” bunyi pernyataan Palang Merah.

Menteri Kesehatan Libanon Hamad Hassan mengatakan kepada televisi lokal Rabu pagi bahwa korban tewas mendekati 80, yang sepertinya bertentangan dengan laporan Palang Merah.

"Kami telah menyusun daftar bantuan dan mengirimkannya ke beberapa negara," kata Hassan. 

"Kami membutuhkan segalanya untuk merawat para korban, dan ada kekurangan dari segalanya," tambahnya.

Ledakan hari Selasa merusak gudang-gudang pelabuhan yang diduga menyimpan bahan-bahan yang sangat eksplosif, merupkan kejadian ledakan yang paling besar selama bertahun-tahun di Beirut, yang perlahan mulai pulih dari krisis ekonomi dan lonjakan infeksi coronavirus.

Kepala Palang Merah Lebanon George Kettani mengatakan kepada LBCI TV melalui telepon bahwa Palang Merah sedang berkoordinasi dengan kementerian kesehatan untuk mengambil sejumlah jenasah korban karena petugas rumah sakit kewalahan.

Presiden Michel Aoun mengatakan bahwa 2.750 ton amonium nitrat berbentuk pupuk yang bisa digunakan sebagai bom, telah disimpan selama enam tahun di pelabuhan tanpa adanya langkah-langkah keamanan. 

“Tindakan itu tidak dapat diterima," ujarnya.

Dia menyerukan pertemuan kabinet darurat pada hari Rabu.

Para pejabat belum menjelaskan apa yang menjadi penyebab terjadinya kobaran api sehingga memicu terjadinya ledakan besar. 

Sebuah sumber keamanan dan media setempat mengatakan kejadian itu dimulai dari pekerjaan pengelasan yang dilakukan di sebuah lubang di gudang dekat ledakan.

"Apa yang kita saksikan adalah bencana besar," kata kepala Palang Merah Lebanon Kettani kepada penyiar lokal. 

"Ada korban dan korban di mana-mana," tambahnya.

Beberapa jam setelah ledakan, tak lama setelah pukul 18:00 (1500 GMT), api masih berkobar di distrik pelabuhan, sehingga tampak cahaya oranye di langit malam Beirut, ketika helikopter berusaha memadamkan api dan terdengar sirene ambulan di seluruh ibukota.

Tiga belas jam setelah ledakan, asap masih mengepul dari pelabuhan, tempat penyimpanan gandum yang menjulang tinggi ikut hancur.

Ledakan itu mengingatkan kembali akan terjadinya perang saudara 1975-90 dan akibatnya, ketika terjadi kontak tembak orang-orang Lebanon, pemboman mobil dan serangan udara Israel. Beberapa warga mengira gempa telah melanda.

Orang-orang pun hanya bingung, menangis, dan terluka sambil berjalan melalui jalan-jalan di sekitar lokasi sambil mencari kerabat mereka.

"Ledakan itu membuatku menjauh beberapa meter. Saya dalam keadaan linglung dan semuanya berlumuran darah. Ini membawa kembali ingatan ledakan lain yang saya saksikan terhadap kedutaan AS pada tahun 1983, ”kata Huda Baroudi, seorang desainer Beirut.

Perdana Menteri Hassan Diab berjanji akan mengungkap siapa yang bertanggungjawab atas ledakan mematikan di "gudang berbahaya," itu.

Dia menambahkan, "mereka yang bertanggung jawab akan membayar harganya dari apa yang dilakukannya."

Kedutaan Besar AS di Beirut memperingatkan warganya tentang adanya laporan meletusnya gas beracun akibat ledakan dan mendesak warga untuk tetap tinggal di dalam rumah sambil mengenakan topeng jika ada.

“Ada banyak orang yang hilang. Orang-orang bertanya kepada departemen darurat tentang orang-orang yang mereka cintai dan sulit untuk mencari di malam hari karena listrik padam,” kata Menteri Kesehatan Hamad Hasan, mengatakan kepada Reuters.

Rekaman ledakan oleh warga di media sosial menunjukkan ‘kolom asap’ naik dari pelabuhan, diikuti ledakan besar, membentuk awan putih dan bola api ke langit. Mereka yang merekam kejadian dari bangunan tinggi 2 km (satu mil) di pelabuhan sampai terlempar ke belakang oleh goncangan.

Korban yang terkena ledakan berdarah sambil berlari dan berteriak minta tolong. Asap dan debu di jalan-jalan berserakan akibat rusaknya bangunan serta puing-puing beterbangan. Ratusan bahkan mungkin ribuan mobil dan peralatan rumah tangga hancur berantakan.

268

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR