Jakarta, Gatra.com - Meutia Hatta dari Tim Pakar Sosbud Satgas Covid-19 berpendapat, perlu sosialiasi agar masyarakat mempunyai kesadar untuk menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus corona jenis baru, SARS CoV-2.
Meutia dalam talk show bertajuk "Strategi Membuat Kebiasan Baru Menjadi Kebudayaan Baru" secara daring, Selasa (4/8), menyampaikan, masih ada masyarakat yang tidak melaksanakan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19, meski sudah diberikan sosialisasi dan imbauan.
Adapun kebiasaan baru yang masuk dalam protokol kesehatan di era pandemi Covid-19 ini, di antaranya memakai masker, menjaga jarak, tidak berkerumun, dan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer.
Menurutnya, masih adanya masyarakat yang enggan menjadikan kebiasaan baru tersebut, apalagi menjadikannya sebagai kebudayaan baru, maka selain sosialisasi, penerapan sanksi adalah keniscayaan agar semua masyarakat patuh.
Namun demikian, sanksi juga tidak menjamin karena tetap saja masih ada masyarakat yang merasa bahwa menggunakan masker atau menjaga jarak ini bukan jadi sesuatu yang harus dilakukan.
"Ya, hukuman itu kadang-kadang tidak mempan ya, tapi selain hukuman [ini] harus, yang penting itu mereka memahami. Pertama, misalnya bukan saja mereka menularkan tapi mereka juga ketularan," ujarnya.
Sedangkan saat Lula Kamal yang memandu jalannya talk show menanyakan, apakah imbauan kepada semua masyarakat bisa efektif mempercepat penerapan kebiasaan baru menjadi kebudayaan baru, Meutia mengatakan, kuncinya semua pihak harus berperan untuk mewujudkannya.
"Kita harus menunjukkan bahwa kita ini mempunyai peranan dalam masyarakat. Sedikit saja pun kita sudah berperan, kita harus meyakinkan orang lain bahwa itu harus dilakukan," ujarnya.
Namun, Meutia juga tak menampik bahwa terkadang acara tertentu menimbulkan kerumunan. "Nah, ini harus ada yang berani untuk mengatakan tidak boleh dan yang lain harus memahami. Jadi yang penting itu, sekarang menghindari kerumunan, itu sangat penting untuk dilakukan," ujarnya.
Meutia pun mengimbau seluruh masyarakat untuk membiasakan menghindari kerumunan dan menjadikannya sebagai kebudayaan baru di masa pandemi. "Mudah-mudahan kita semua bisa mengejar protokol kesehatan menjadi kebudayaan baru," ujarnya.
Adapun kebiasaan baru menurut Meutia, adalah sesuatu yang dibiasakan atau dilakukan oleh sekelompok orang yang bisa juga di satu desa. Kebiasaan ini dimulai dari kelompok yang lebih kecil.
"[Kebiasan baru] untuk menjadi kebudayaan, ada yang lebih cepat ada yang perlu waktu lebih lama karena kebudayaan itu lebih luas lagi, lebih mendalam," ujarnya, menjelaskan perbedaan kebiasaan baru dengan kebudayaan baru.
Reporter: CNC