Wonogiri, Gatra.com - Sejak diberlakukannya sistem belajar online untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, para siswa di Dukuh Jajar, Desa Tlogoharjo, Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah terpaksa mencari lokasi di dataran tinggi. Tujuan mereka agar dapat mengakses jaringan internet.
Para siswa di Dukuh Jajar tersebut harus naik ke Bukit Jambul yang berjarak kurang lebih dua kilometer dari perkampungan warga. Sesampainya di kaki bukit, mereka harus menaiki jalanan batu yang sempit dan curam dengan sekitar 150 meter dengan ketinggian 50 meter dari kaki bukit.
Selain itu, terkadang para siswa ini sulit mengakses karena sinyal yang mereka butuhkan tidak mendukung. Dari pantauan di lokasi, tampak selembar tikar digunakan para siswa sebagai alas tempat duduk mereka. Sementara itu, agar terhindar dari sengatan matahari secara langsung, mereka memanfaatkan terpal bekas sebagai atapnya.
Saat ditemui di Bukit Jambul, salah satu siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tlogoharjo lll Cintia Aura Putri mengatakan, semenjak mulai diberlakukannya KBM dalam jaringan (Daring) tepatnya tiga bulan yang lalu, terpaksa setiap hari ia harus menaiki tebing demi bisa mengikuti kelas online.
"Setiap hari harus naik kesini, karena dirumah tidak ada sinyal sama sekali," ucap bocah kelas 5 tersebut Selasa (4/8).
Menurutnya, proses KBM lebih nyaman di ruang kelas, seperti kondisi sebelum ada Covid-19. "Enak belajar di kelas, kalau disini panas, susah, capek naik gunung," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Ridwansyah Tri Yulianto (17) siswa SMK Donorejo, Pacitan, Jawa Timur. Meskipun di kediaman Kepala Desa Tlogoharjo disediakan WiFi gratis, namun menurutnya kurang begitu lancar.
"Saya sudah tiga Minggu belajar disini, sebelumnya saya harus ke wilayah Pacitan agar bisa akses internet," katanya.
Selama masa daring tersebut, proses KBM yang digunakan para siswa yakni aplikasi google classroom dan WhatsApp.