Home Ekonomi Masa Pandemi, BI Bantu Rehabilitasi Madrasah di Banyumas

Masa Pandemi, BI Bantu Rehabilitasi Madrasah di Banyumas

Banyumas, Gatra.com – Bank Indonesia (BI) membantu rehabilitasi madrasah dan lembaga pendidikan pada masa pandemi Covid-19 ini. Salah satunya Madrasah Diniyah Miftahul Huda, Cingebul, Lumbir, Banyumas yang sebelumnya rusak lantaran gerakan tanah pada awal kemarau lalu.

Manajer Unit Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Purwokerto, Kunto Hari Wibowo mengatakan bantuan material tersebut merupakan bagian dari komitmen BI untuk pengembangan pendidikan masyarakat, baik formal maupun nonformal. Harapannya, bantuan itu bisa menjadi stimulus agar masyarakat terus mengembangkan lembaga pendidikannya.

“Ini adalah komitmen Bank Indonesia untuk turut mengembangkan lembaga pendidikan,” katanya.

Dia menjelaskan, selama ini Bank Indonesia memiliki Program Sosial Bank Sosial Indonesia (PSBI). Dan itu merupakan corporate social responsibility (CSR) Bank Indonesia untuk dunia pendidikan.

Selain bantuan pembangunan, Bank Indonesia juga concern terhadap pengembangan pendidikan nonfisik. Misalnya, perpustakaan, pengembangan kapasitas, keterampilan, IT, pengembangan ekonomi dan UMKM, dan lain sebagainya.

Pada masa pandemi ini, BI juga membantu pengadaan peralatan pencegahan Covid-19 di lembaga pendidikan, baik sekolah maupun pesantren. Misalnya, masker, alat semprot, disinfektan, tempat cuci tangan atau wastafel, sabun dan lain sebagainya.

Sementara, Ketua Pengurus Madrasah Diniyah Miftahul Huda, Muhamad Ridlo mengapresiasi bantuan yang telah diberikan oleh Bank Indonesia. Bantuan berupa material untuk rehabilitasi tembok, pondasi, dan tembok yang rusak akibat pergeseran tanah.

“Selain itu usia bangunan juga sudah tua. Terakhir kali dibangun pada 1994,” kata Muhamad.

Selain bantuan dari BI, rehabilitasi madrasah juga didukung dengan swadaya masyarakat. Madrasah Diniyah Miftahul Huda sendiri didirikan pada masa kemerdekaan sekitar 1945. Madrasah ini kemudian mendapatkan izin Departemen Agama pada 1959.

Secara turun temurun, anak-anak di desa ujung barat Banyumas ini ke madrasah pada sore hari, setelah pagi hingga siang bersekolah SD. Kini, jumlah santri sekitar 100 anak.

135