Indragiri Hulu, Gatra.com - Golden age ialah masa emas yang krusial untuk menjaga tumbuh kembang anak demi terciptanya genarasi yang baik dan mampu bersaing serta memiliki daya beli. Di era saat ini, menjaga generasi emas dinilai sangat penting untuk dioptimalkan, agar dapat memberikan kwalitas baik pula untuk pertumbuhan SDM dimasa depan.
Usia tumbuh kembang anak dari 0 - 6 tahun merupakan fase pembentukan syetem pada saraf anak tersebut. Lantas bagaimana peran pemerintah untuk mendapatkan golden age melihat kondisi kita yang tengah berada di masa pandemi virus corona atau covid-19 saat ini?
Pemerintahan Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) sendiri memiliki cara untuk menjaga tumbuh kembang anak saat golden age tadi untuk mencegah lost generation.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Inhu, Elis Julinarti mengatakan, tumbuh kembang anak saat usia balita merupakan bagian terpenting untuk untuk menjaga generasi yang baik.
"Karena dari usia 0-6 tahun itu adalah usia golden age untuk tumbuh kembang anak. Di usia ini anak akan menyerap semua informasi tanpa melihat sisi baik dan buruknya. Peran orang tua sangat dibutuhkan saat itu, yang nantinya ini akan berperan penting dalam pembentukan karakter sang anak, dari kepribadian hingga kemampuan koognitif anak," ujar Elis kepada Gatra.com, Selasa (4/8).
Selain faktor ekternal yang menjadi landasan bagi setiap orang tua untuk menjaga golden age agar dapat terhindar dari lost generation, faktor internal juga menjadi pertimbangan lainnya. Katakanlah mulai dari proses imunisasi bayi hingga kegiatan posyandu selama pandemi.
Untuk kegiatan posyandu saat ini Diskes Inhu telah menetapkan protokol kesehatan dimasing-masing tiap desa, dengan menerapkan langkah sosial dan psychal distancing. Tidak berhenti disitu saja, bahkan Elis saat ini telah mengeluarkan kebijakan agar petugas kesehatan yang mendatangi rumah masing-masing warga untuk proses imunisasi.
"Untuk kegiatan posyandu kita juga memberikan atensi agar para tenaga kesehatan tadi yang mendatangi rumah warga untuk memberikan vitamin kepada balita. Langkah itu kita ambil guna mencegah adanya lost generation di Inhu," ujarnya.
Lebih lanjut alumni Magister kesehatan Universitas Gajah Mada itu menjelaskan, langkah jemput bola juga dilakukan untuk proses imunisasi anak - anak sekolah yang saat ini masih melakukan proses pembelajaran daring.
Untuk dapat menghindari dan pencegahan adanya penyakit menular dan penyakit lainnya. Pihaknya juga melakukan proses imunisasi pada anak pelajar seperti SD – SMP, dengan mendatangi rumah para siswa tadi.
Meski upaya-upaya tadi sudah gencar dilakukan menurut Elis, upaya yang tak kalah penting justru datang dari keluarga itu sendiri. Karena menurut dia dengan baiknya tingkat ketahanan pangan di tiap-tiap keluarga tentunya akan berefek dengan pemenuhan gizi yang baik terhadap tumbuh kembang anak saat usia balita.
"Saat ibu hamil maka akan penting hukumnya bagi sang ibu memberikan asupan gizi yang cukup. Begitupula sebaliknya jika asupan gizi tadi tidak terpenuhi sejak ia berada didalam kandungan maka sulit rasanya kita untuk memberikan generasi penerus yang produktif," ungkap Elis.