Pekanbaru, Gatra.com - Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Riau, Zoelkarnain Noerdin menyebut jaringan internet yang kurang memadai telah menjadi persoalan bagi kegiatan mengajar di Riau, khususnya di tengah pandemi Covid-19.
Noerdin mengatakan jaringan internet yang tak memadai, membuat peserta didik mengisi kegiatan belajar daring, dengan harus belajar keluar rumah.
"Ada yang harus berkumpul disatu titik hanya untuk mengikuti pelajaran daring. Gara-gara internet yang tak merata itu, mutu pendidikan daring anak kota dan kampung juga timpang," katanya kepada Gatra.com melalui sambungan seluler, Senin (3/8).
Noerdin mengatakan metode belajar daring di Riau, juga sangat dipengaruhi oleh ketersediaan perangkat ponsel.
"Bila jaringannya ada, persoalan berikutnya pada jenis ponsel yang dimiliki. Tidak semua ponsel dapat digunakan untuk belajar daring," ujarnya.
Noerdin menyebut, di sejumlah tempat di Riau, kualitas jaringan yang berbeda-beda antar wilayah juga menjadi persoalan. Namun, tidak separah dengan wilayah yang nihil jaringan atau blankspot.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Infrastruktur Dinas Komunikasi Informatika Provinsi Riau, Hasmuri Hassan mengakui kendala sejumlah area blankspot di Riau. Hanya saja pihaknya tidak memiliki data rinci soal jumlah titik gangguan tersebut di Riau.
"Karena data tersebut domainnya Kominfo Kabupaten/Kota. Mereka sedang mendata berapa persis area blankspot di kawasan masing-masing," katanya.
Diketahui, persoalan blankspot pernah muncul saat Pilkada 2018 Riau. Ketika itu Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution, dalam debat pemilihan kepala daerah menyebut terdapat 300 blankspot di Riau. Realita itu menurutnya dapat mempengaruhi produktivitas masyarakat tempatan, termasuk anak-anak yang tengah bersekolah.
"Penggunaan internet itu kan saat ini bukan sesuatu yang luar biasa, tetapi sudah jadi kebutuhan," kata Edy.