Home Internasional Cara Singapura Meredam PHK

Cara Singapura Meredam PHK

Angka pengangguran di Singapura meroket di tengah-tengah pandemi Covid-19. Pemerintah meluncurkan program miliaran dollar mendukung pengusaha agar bisa mempertahankan pekerja. 

Sehari sebelum menjalani pekerjaan barunya awal Juni lalu, Paul Hoon mendapat kabar mengejutkan. Pria Singapura berusia 44 tahun ini dikenai pemutusan hubungan kerja (PHK). Perusahaan asal Amerika Serikat yang merekrutnya sebagai manajer itu memutus kontrak bahkan sebelum dia masuk kantor baru.

Derrick Lim juga harus menelan kekecewaan. Warga Singapura ini mendapat pekerjaan baru sebagai manajer di dealer mobil pada akhir Februari. Alih-alih meminta segera masuk, manajer HRD di perusahaan barunya malah menyarankannya untuk kembali bergabung dengan perusahaan sebelumnya. "Butuh 14 wawancara kerja sebelum mendapatkan posisi baru itu," keluhnya kepada The Straits Times.

Singapura, negara pulau yang ekonominya sangat bergantung pada denyut bisnis dunia, mengalami tekanan serius sepanjang paruh pertama tahun ini. Pada kuartal I 2020, pertumbuhan ekonomi Singapura mengalami kontraksi hingga 2,2% year on year (yoy ). Memasuki kuartal II 2020, minus 41,2%. Ini rekor terburuk sejak negara itu merdeka pada 1965.

Negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di ASEAN ini secara teknis sudah masuk ke jurang resesi. Tekanan ekonomi ini dipicu penutupan beberapa sektor industri, terutama retail, wisata, dan perdagangan.

Sempat menjadi negara dengan jumlah konfirmasi positif Covid-19 tertinggi di ASEAN, Singapura mengalami dampak yang berkepanjangan akibat isolasi. Industri pariwisata tumbang. Industri restoran dan bisnis ritel lainnya kembang kempis. Sektor konstruksi juga mengalami pukulan karena sebagian besar yang tertular Covid-19 adalah para pekerja asing murah yang tinggal berkerumun di asrama.

Situasi sulit itu menyebabkan perusahaan menunda merekrut pekerja. Bahkan tidak sedikit yang terpaksa mem-PHK karyawan agar bisa bertahan. Walhasil, tingkat pengangguran di Singapura pada kuartal kedua melesat hingga 2,9%. Tertinggi dalam 10 tahun terakhir berdasarkan catatan Kementerian Tenaga Kerja Singapura.

Tingkat pengangguran naik dari 2,4% pada kuartal pertama. Angka ini diproyeksi bergerak ke 3,4% seperti yang terjadi pada saat krisis keuangan global 2009. “Melemahnya pasar tenaga kerja kemungkinan akan bertahan. Permintaan masih belum pulih dan perusahaan-perusahaan dalam tekanan untuk mem-PHK karyawannya,” kata Kementrian Tenaga Kerja, seperti dikutip Reuters pada pekan lalu.

Saat krisis keuangan global 2009, pengangguran di Singapura mencapai 3,3% pada kuartal ketiga 2009. Saat terjadi wabah sindrom pernapasan akut alisd severe acute respiratory syndrome (SARS), tingkat pengangguran mencapai 4,8% pada kuartal ketiga. "Namun, tingkat pengangguran tetap lebih rendah daripada puncak resesi sebelumnya selama krisis keuangan global dan SARS," begitu pernyataan Kementrian Tenaga Kerja, Rabu pekan lalu.

Di luar pekerja rumah tangga asing, jumlah pekerjaan kini turun 121.800 atau empat kali tingkat penurunan dibandingkan dengan kuartal pertama. Sehingga total jumlah pekerjaan yang hilang sejak awal 2020 mencapai 147.500.

Penurunan itu terasa di tiga sektor besar: manufaktur, jasa, dan konstruksi. Dalam sektor jasa, kontraksi paling tajam dalam layanan makanan dan minuman, perdagangan ritel, seni, hiburan dan rekreasi, serta pendidikan. Memang masih ada perusahaan yang merekrut pekerja seperti perusahaan elektronik dan rekayasa presisi. Juga perusahaan yang perlu mengganti pekerja Malaysia yang terkena dampak kontrol perbatasan.

Menteri Tenaga Kerja Josephine Teo mengatakan, kondisi sektor industri yang terkait perjalanan masih sangat menantang. "Singapura sangat terhubung dengan ekonomi global. Di mana ada kelemahan dalam permintaan global, negara-negara cenderung lebih berhati-hati, dan itulah sebabnya kami memulai sejak awal untuk merencanakan situasi ini," kata Teo.

Sejak wabah Covid-19 merebak pada awal tahun ini, Pemerintah Singapura telah melakukan serangkaian tindakan untuk menjaga lapangan kerja. Pemerintah meluncurkan program Skema Dukungan Kerja atau Job Support Scheme (JSS), yang membantu 140.000 pengusaha agar bisa mempertahankan pekerja mereka. Program ini membantu para pebisnis membayar upah sekitar 1,9 juta karyawan lokal. Pemerintah Singapura mengalokasikan lebih dari S$4 miliar dan pada putaran akhir diperkirakan bisa mencapai S$15 miliar.

Juga menyiapkan program-program lain seperti menyiapkan pekerja untuk alih profesi. "Bagi para pencari kerja yang tidak bisa mengamankan pekerjaannya karena pasar tenaga kerja yang melemah, peluang pelatihan akan disediakan untuk mereka agar bisa mendapat keterampilan sesuai kebutuhan industri untuk membekali mereka saat pasar tenaga kerja kembali pulih,” ia menambahkan.

JSS diluncurkan pada Februari lalu. Di bawah skema tersebut, perusahaan mendapat dukungan hingga 75% dari S$4.600 pertama dari gaji bulanan kotor untuk setiap pekerja lokal yang disubsidi. Bantuan pemerintah dikucurkan sejak Februari. April lalu, ketika melakukan lock down untuk menghentikan penularan Covid-19, pemerintah membantu membayar 75% gaji karyawan.

Sektor-sektor yang lebih parah terkena pandemi, seperti sektor penerbangan dan pariwisata, mendapatkan lebih banyak dukungan di bawah skema tersebut.

Para pengusaha yang mendapat manfaat dari program JSS mengatakan berterima kasih atas dukungan pemerintah. Pek Lian Guan, chief executive officer perusahaan konstruksi Tiong Seng Holdings, mengatakan skema ini sangat penting untuk menjaga para pekerjanya. "Tanpa dukungan JSS, kami tidak akan mampu mempertahankan staf kami dan terus membayar gaji mereka," katanya.

Demikian pula Chin Zheng, manajer pengembangan bisnis di restoran Stuff"d mengatakan, program ini  membantu menjaga gerainya terbuka selama masa stres yang belum pernah terjadi sebelumnya ini. "Dengan dana perusahaan yang ditambahkan oleh JSS, kami dapat lebih mendukung tim kami dengan berbagai langkah," katanya.

Kementerian Keuangan mewanti-wanti setiap penyalahgunaan skema akan mendapat sanksi berat mulai dari dihentikan pembayarannya, denda hingga penjara 10 tahun.

Menkeu Heng Swee Keat mengingatkan agar para pengusaha berusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankan pekerjanya. Dia juga mengatakan para pebisnis harus mengambil kesempatan untuk mengubah operasi bisnisnya dan meningkatkan keterampilan karyawan mereka selama periode ini. "Bersama-sama, kita bisa muncul lebih kuat dari krisis ini," katanya.

Rosyid

Tingkat Pengangguran Singapura tiga tahun terakhir

q2-2020 -----2,9%

q1-2020 -----2,4%

q4-2019 -----2,3%

q3-2019 -----2,3%

q2-2019 -----2,2%

q1-2019 -----2,2%

q4-2018 -----2,2%

q3-2018 -----2,1%

q2-2018 -----2,1%

q1-2018 -----2,0%

q4-2017 -----2,1%

q3-2017 -----2,1%

Sumber: Kementrian Tenaga Kerja Singapura