Home Kebencanaan Sawah di Pulau Jawa Kritis, Kandungan Organik Hanya 2 Persen

Sawah di Pulau Jawa Kritis, Kandungan Organik Hanya 2 Persen

Karanganyar, Gatra.com - Asupan bahan kimia pada lahan pertanian memicu penurunan kualitasnya secara terus menerus. Di Pulau Jawa, sekitar 73 persen lahan pertaniannya hanya memiliki kandungan organik maksimal 2 persen saja dari luasan sekitar 7 juta hektare. Hal itu memicu perluasan lahan pertanian kritis.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah, Joko Pramono mengatakan kondisi demikian tak boleh dibiarkan. Jika metode bercocok tanam dengan mengandalkan pupuk kimia tak segera dihentikan, dikhawatirkan tak ada lagi lahan pertanian subur untuk generasi selanjutnya.  

“Pengembangan pertanian ramah lingkungan terus kita dorong. Sebab, pola pertanian saat ini justru merugikan tanah. Sekitar 73 persen sawah di Pulau Jawa, kandungan organiknya sangat rendah. Maksimal 2 persen. Itu akibat pemupukan secara kimia yang menyebabkan tanahnya jenuh,” katanya kepada wartawan usai menghadiri panen perdana padi organik di Desa/Kecamatan jaten, Karanganyar, Jateng Senin (3/8).

Joko menyebut dalam upaya mengembalikan kesuburan tanah, pihaknya mendorong petani mengubah metode budidaya tanaman ke organik. Artinya, memakai pupuk kandang, pupuk kompos dan pupuk hijau mulai pengolahan tanah, tanam, pencegahan organisasi pengganggu tanaman sampai pasca panen. 
“ Ini diharapkan menaikkan kandungan organik lahan pertanian sampai di level aman, yakni 5 persen,” ujarnya.

Joko mendukung pertanian organik dengan menyuplai hasil teknologi dalam bentuk bibit unggul.  Hanya saja petani perlu ekstra bersabar dalam mengeluarkan energi maupun biaya. Karena hal itu didukung pemerintah pusat, provinsi hingga kabupaten/kota.  Persoalan lain pada minimnya minat bertani kaum milenial.

“Petani di lahan non organik ingin cara instan. Memakai obat-obatan kimia memang secara kasat mata langsung terlihat. Sedangkan reaksi dari pupuk organik lambat. Tapi hasilnya ke depan lebih baik. Yakni menjaga kesuburan tanah,” katanya.

Joko menyebut banyak faktor lahan pertanian menjadi kritis selain asupan pupuk kimia. Satu diantaranya sumber pengairan tercemar limbah. Di wilayah Jaten, banyak petani mengeluhkan kualitas beras yang dihasilkan dari tanaman padi di aliran irigasi tercemar limbah pabrik.

887

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR