Semarang, Gatra.com – Beragam cara bisa dilakukan untuk ikut berkontribusi kepada agama dan negara. Salah satunya mendidik generasi penerus menghafal dan menghayati nilai yang terkandung dalam Alquran. Langkah itulah yang dilakukan Yayasan Rumah Quran Semarang dengan mendirikan pondok tahfidz quran.
Pembina Yayasan Rumah Quran Semarang, Anwar Cholil mengatakan, pihaknya berikhtiar membentuk generasi muda penghafal dan penghayat Alquran berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
“Memang sudah banyak masyarakat Indonesia, terutama umat Islam yang berusaha menghafal dan menghayati Alquran. Namun jika dipersentase, jumlah itu masih kecil dibanding penduduk Islam di Indonesia,” ujarnya di sela-sela pembangunan pondok pesantren tahfidz, di Jalan Kelentengsari Selatan 1 No 1, RT 7 RW 2 Kelurahan Pedalangan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Minggu (2/8).
Atas dasar itu, dirinya bersama beberapa teman jamaah masjid berfikir bagaimana ikut berkontribusi kepada bangsa, agama, dan negara. Yakni, bagaimana ada lebih banyak lagi penghafal dan penghayat Alquran. “Maka, dibentuklah pondok ini. Namun kita juga sadar dalam melaksanakan tugas ini tidak dapat bergerak sendiri, melainkan membutuhkan pihak-pihak lain,” sebutnya.
Akhirnya, tahap awal yang ia lakukan bersama teman-temannya ialah membentuk lembaga beserta badan hukumnya. "Maka kita bergerak dalam satu komunitas berbentuk lembaga yang dari sisi hukum dapat dipertanggungjawabkan. Akhirnya dicatatkan ke notaris dan disahkan Menkumham pada 2018," terangnya.
Ketua Yayasan Rumah Quran Semarang, Ustadz Fathurohman Alhafidz mengapresiasi Suhardi yang telah mewakafkan tanahnya serta sejumlah pihak lain yang juga ikut wakaf dalam bentuk dana kepada yayasan. "Insyallah setelah gedung selesai dibangun kegiatan-kegiatan lain akan menyusul dan semakin berkembang," imbuhnya.
Dia mengatakan, Yayasan Rumah Quran Semarang bergerak di tiga bidang, yakni keagamaan, sosial, dan bidang kemanusiaan. Sejumlah kegiatan yang sudah berjalan selama ini seperti, madrasah diniyyah takmiliyah, madrasah tahfidz alquran, dan majelis taklim.
"Salah satu yang menjadi fokus kami di bidang keagamaan ialah pengembangan Alquran, mulai dari tahsin (membaguskan) bacaan Alquran, menghafal, mengamalkan serta mengajarkan nilai-nilai Alquran kepada masyarakat," imbuhnya.
Ketua panitia pembangunan, Dwidjono Kiswurjanto menambahkan, pondok tahfidz quran tersebut berdiri di atas lahan seluas 200 meter persegi. Sementara luas bangunannya sekitar 240 meter persegi yang meliputi dua lantai.
Adapun kapasitasnya mampu menampung 10 sampai 12 orang santri. Rencananya, lantai bawah untuk sekretariatan yayasan dan tahfidz quran. Sementara untuk lantai dua diperuntukkan bagi para santri.