Home Gaya Hidup Wujud Toleransi, Hewan Kurban Anak Putu Dititipkan ke Masjid

Wujud Toleransi, Hewan Kurban Anak Putu Dititipkan ke Masjid

Cilacap, Gatra.com – Ribuan Anak Putu Kalikudi yang tergabung dalam Paguyuban Adat Tradisi Anak Putu (ATAP) Kalikudi, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap tak menggelar ritual apapun dalam hari raya Iduladha 1441 Hijriyah ini. Mereka menitipkan hewan kurban kepada kepanitiaan di masjid-masjid yang ada di sekitarnya.

Tetua Anak Putu Kalikudi, Kunthang Sunardi mengatakan sejak ratusan tahun lalu, anak putu memang tidak punya ritual adat dalam Iduladha. Tradisi Iduladha selalu dilakukan oleh kepanitiaan masjid. “Kalau bahasa saya itu inklusi,” ucapnya, Minggu (2/8).

Menurut dia, ini adalah bentuk toleransi atau kerukunan dalam masyarakat Kalikudi. Diketahui, sebagian anak putu kalikudi adalah anak putu Nyandi atau yang memegang erat adat dan tradisi Kejawen. Sedangkan lainnya adalah anak putu nyantri, atau yang ritual keagamaannya tak berbeda dengan umat Islam lainnya. “Jadi kalau dulu yang pertama menyebarkan agama Islam di Kalikudi itu Kiai Setro Wedono. Sedangkan yang membuka alas itu Kiai Dita Kerta,” ujarnya.

Dia menjelaskan, sejak awal penyebaran Agama Islam di Kalikudi, warga sudah terlatih untuk saling menghormati dan menghargai antarsesama. Sebab, keturunan Setro Wedono dan Dita Kerta berbeda ritual keagamaan. “Dari dulu yang mengurus masjid itu ya, keturunan Kiai Setro Wedono. Jadi kalau ada anak putu yang mau berkurban ya diserahkan biar mereka yang mengurus. Meski sekarang juga banyak keturunan Kiai Dita Kerta yang juga mengurus masjid,” ungkapnya.

Meski tak menggelar ritual apapun dalam perayaan Iduladha ini, anak putu tetap akan melakukan ritual Muji Kamis Wage Jumat Kliwon, pada Kamis malam mendatang (6/8). Ritual Muji Kamis Wage Jumat Kliwon dilakukan turun temurun, tiap jatuhnya hari dan pasaran. “Hanya ritualnya itu di Bulan Besar atau Dzulhijah,” jelasnya.

2144