Sukoharjo, Gatra.com- Progam kartu tani dirasa tidak berjalan maksimal. Hal ini seiring dengan banyaknya sejumlah kendala baik di tingkat petani, Kios Pupuk Lengkap (KPL) maupun infrastruktur pendukungnya.
Sutarmo Kepala Dinas Perdagangan dan Koperasi UKM (DisdagkopUKM) Kabupaten Sukoharjo mengakui bahwa penggunaan kartu tani di Kabupaten Sukoharjo sampai saat ini belum dapat 100 persen. Hal ini lantaran ada sejumlah hambatan dan kendala di lapangan.
"Dari sisi petani, banyak petani yang telah berusia tua dan tidak menguasai teknologi informasi, kendala transportasi serta keterbatasan luas lahan garapan," ungkapnya Sabtu (1/8).
Selain itu, pihaknya juga kesulitan merubah pola pikir para petani yang enggan ribet. Padahal, kartu tani ini jistru membuat petani bisa lebih efisien dan terkontrol. "Petaninya sudah tua, tidak mau ribet," katanya.
Kemudian, dari sisi KPL, lokasi KPL yang sulit terjangkau teknologi informasi, atau sulit sunyal. Ditambah lagi dengan alat EDC ada yang rusak sehingga tidak bisa digunakan. "Ada masalah juga di keterbatasan tenaga pengelola KPL sehingga merasa repot dan ribet. Sehingga, ada keterbatasan SDM dalam pemanfaatan EDC," ujar Sutarmo.
Untuk informasi, syarat mendapatkan kartu tani yaitu petani harus tergabung dalam kelompok tani (poktan). Kegunaan kartu tani dapat dijadikan sebagai ATM dan berfungsi sebagai identitas profesi petani. Kegunaan lainnya yaitu dapat mempermudah pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap poktan. Kartu tani merupakan syarat utama petani agar bisa mendapat bantuan berupa pupuk subsidi.
Terkait pupuk bersubsidi, Sutarmo menyebut kondisi ketersediaan pupuk hingga saat ini aman tidak ada kelangkaan. Karena, kebutuhan pupuk di tingkat petani mampu terpenuhi. "Penyaluran pupuk bersubsidi berdasarkan RDKK (permusim tanam)," ujarnya.
Dijelaskan Sutarmo, sesuai SK Bupati alokasi 2020 untuk pupuk urea yakni 9.200 ton, penyaluran sampai Juli 2020 mencapai 7.193,95 ton. Kemudian, ZA 2.276 ton, penyaluran sampai Juli 2020 1.587,85 ton. Sedangkan SP36 alokasi 1.135 ton, penyaluran sampai Juli 976,65 ton dan phonska alokasinya mencapai 11.961 ton dengan alokasi sampai Juli ini sudah mencapai 8.126,05 ton.
"Untuk petroganik alokasi 2020 sesuai SK Bupati yakni 3.400 ton, penyaluran sampai Juli 2020 mencapi 1.973,51 ton," bebernya. Sutarmo menambahkan, di Sukoharjo terdapat 6 distributor pupuk dengan jumlah Kios Pupuk Lengkap (KPL) 198.