Purworejo, Gatra.com - Sudah dua minggu, hawa dingin melanda Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Cuaca ekstrim ini, menurut Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Purworejo, Sutrisno, disebabkan oleh angin Muson dari Benua Australia.
Menurutnya, hukum Buys Ballot, angin akan bertiup dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum, sehingga angin bertiup dari Benua Australia menuju Benua Asia atau menuju utara garis Katulistiwa, maka angin akan dibelokkan ke arah kanan.
Pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim kemarau akibat angin tersebut melalui gurun pasir di bagian utara Australia yang kering dan hanya melalui lautan yang sempit.
"Menurut BMKG, karena pergerakan udara dari Australia yang membawa massa dingin dan kering ke Benua Asia melewati Indonesia, biasa disebut dengan Monsun Dingin Australia udara dingin akan sampai Bulan Agustus bahkan mungkin akan sampai awal Bulan September. Cuaca ini masih normal, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," jelas Sutrisno saat dihubungi melalui pesan WhatsApp Sabtu siang (1/8).
Ia menyebut, untuk beberapa tempat seperti di Dieng, Wonosobo sudah memunculkan embun es yang menempel pada daun itupun hanya lokal, tidak menyeluruh.
"Puncak kemarau atau musim dingin diperkirakan akan sampai awal Bulan September. Saya himbau pada masyarakat terutama camat, kades dan lurah, jika daerahnya kehabisan air bersih segera menyampaikan kepada kami sehingga bisa langsung menyampaikan kepada bupati supaya segera mendapatkan bantuan air bersih," kata Sutrisno.
Perlu diketahui, dari laman BMKG, prakiraan cuaca di Kabupaten Purworejo, terendah mencapai 24° Celsius.