Karanganyar, Gatra.com- Dua ekor sapi sumbangan Wakil Bupati Karanganyar Rober Christanto dan Anggota DPR Komisi XI Dolfie Othniel Frederic dipotong di markas DPC PDIP Karanganyar, Sabtu (1/8). Daging kurban tersebut dibagikan ke ratusan kader moncong putih serta warga sekitar markas.
Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto sekaligus Wakil Ketua DPC PDIP Karanganyar mengatakan Iduadha 1441 H dirasakannya memiliki arti mendalam. Di tengah badai perekonomian dan sosial yang menghantam di semua sektor akibat pandemi Covid-19, sebagian masyarakat masih diberi kesempatan berkurban. Rasa toleransi dan kebersamaan umat sedang diuji. Dengan berkurban, PDIP ingin menggelorakan kembali semangat peduli terhadap sesama.
"Saya percaya rasa kepedulian itu tetap ada. Di Iduladha, mari perkuat kembali rasa tolong menolong, berbagi dan bersemangat memulihkan perekonomian. Berkurban tidak sekadar menunaikan ibadah, tapi lebih pada kesadaran memperhatikan sesama," katanya kepada Gatra.com usai menyaksikan penyembelihan kurban.
Dua ekor sapi jenis metal tersebut direbahkan oleh sejumlah pria dewasa. Proses penyembelihan tak mengalami kendala berarti. Masing-masing sapi berbobot sekitar 400 kilogram. Diperkirakan pembagiannya sampai 250 paket masing-masing bobot 1,5-2,5 kilogram.
Sedangkan Ketua DPC PDIP Karanganyar, Bagus Selo mengatakan jumlah sapi yang dikurbankan di markasnya bertambah satu ekor dibandingkan tahun lalu. Harapannya, daging yang dibagikan lebih merata.
"Dulu satu ekor. Sekarang dua ekor. Tentu harapannya yang dulu tidak kebagian, sekarang mendapatnya. Kita semangati kembali rasa persaudaraan di hari raya Iduladha," kata pria yang menjabat Ketua DPRD Karanganyar ini.
Dua ekor sapi itu dibeli dari peternak sekitar. Ia mengimbau masyarakat memanfaatkan potensi itu. "Ternak sapi kita cukup banyak dan berkualitas. Sangat tepat jika membeli dari tempat sendiri," katanya.
Hewan kurban itu sengaja disembelih sehari setelah Salat Id supaya prosesinya dapat disaksikan seluruh kadernya, terutama yang duduk di kursi organisasi. "Kemarin masih sibuk memotong di kampung masing-masing. Sekarang lebih longgar," katanya.