Karanganyar, Gatra.com – Meninggalnya seorang pekerja bangunan akibat longsor di Dusun Ngetrep Desa Kemuning Ngargoyoso, Karanganyar bukanlah merupakan bencana alam. Namun, kejadian tragis yang juga melukai tiga pekerja lainnya dianggap kesalahan manusia atau human error.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Karanganyar, Sundoro Budi Karyanto mengatakan terjadinya tebing yang longsor karena terjadinya kelalaian. Pemilik bangunan dianggap tak memperhatikan kemiringan tebing yang berisiko menimpa pekerjanya di bawah.
"Pembangunan itu tidak memenuhi standar. Akhirnya tebing menimbun pekerja saat mereka menggali fondasi di bawahnya. Longsor bukan karena alam," kata Sundoro kepada Gatra.com di Karanganyar, Jumat (31/7).
Sehari sebelumnya, tiga warga Kemuning tertimbun longsor saat menggali fondasi cakar ayam talud milik Wiro Ngadiman (60).
Korban tewas bernama Suwarno (35). Ia ditemukan dalam kondisi telungkup dengan luka patah kaki dan dada lebam akibat tertimbun material tanah dan batu. Sedangkan tiga korban selamat namun terluka yakni Sudarno (48) mengalami patah tulang kaki kiri sedangkan Ngadiman (50) menderita nyeri dan memar pada bagian paha kanan. Sedangkan Sugimin (49) sudah diperbolehkan rawat jalan di Puskesmas Ngargoyoso.
Lokasi tebing setinggi 4,5 meter dan lebar 1 meter itu longsor hingga kedalaman 30 sentimeter.
Kades Kemuning Widadi Nur Widyoko mengatakan lokasi kejadian bukan zona rawan longsor. "Tanah di lokasi kejadian gembur. Bukan tipe zona longsor dengan jenis tanah lempung," katanya.
Saat ini dilokasi pembangunan talud dipasang garis polisi. Pembangunannya tidak dilanjutkan sampai waktu yang belum ditentukan. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan.