Bandung, Gatra.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang Brodjonegoro menyambangi PT Biofarma guna meninjau perkembangan riset Vaksin Covid-19 Merah Putih serta kesiapan BUMN bidang farmasi tersebut dalam rangka produksi vaksin kedepan.
Selain dari faktor pengembangan dan produksi, Bambang juga ingin memastikan kesiapan PT Biofarma dalam segi teknologi, karena saat ini pengembangan vaksin dari Tiongkok akan hadir untuk melakukan uji klinis dengan menggunakan platform yaitu virus yang dilemahkan.
"Ini kan berbeda dengan vaksin merah putih dari Eijkman yang menyasar pada protein rekombinan. Kami ingin pastikan apakah Biofarma nanti siap dengan berbagai macam platform tadi. Sehingga, nanti pada tahap produksi tidak mengalami hambatan berarti," kata Bambang saat hadir meninjau PT Biofarma, Bandung, Rabu (29/7).
Kata Bambang, untuk vaksin merah putih saat ini ditargetkan pada akhir tahun mendatang untuk bisa dilakukan pengujian di hewan. Karena sebum melakukan pengujian pada hewan, calon vaksin harus dilakukan uji laboratorium dengan sel terlebih dahulu.
"Jika efektif, maka nanti bibit vaksinnya dari Eijkman akan diserahkan ke Biofarma. Nanti Biofarma akan memproduksi bibit vaksin itu menjadi vaksin yang dipakai oleh uji klinis," jelasnya.
Sementara itu, meskipun akan ada dua pengembangan riset Vaksin baik itu yang masuk dari luar negeri maupun vaksin merah putih, Bambang memastikan keduanya akan dilakukan secara paralel dan multi track. Hal tersebut dilakukan karena jika dilakukan satu per satu, maka tidak akan efektif karena sejatinya tidak ada jaminan Vaksin itu akan bekerja sesuai dnegan ke efektifannya.
"Jadi, tidak bisa model Sequensial, seperti nyoba yang ini nggak berhasil, lalu nyoba yang lain. Peneliti dunia dari mana pun yang sedang mencari vaksin ini tidak bisa bergantung pada satu pengembangan saja," pungkasnya.