Sleman, Gatra.com – Laboratorium tempat uji sampel pasien Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami antrean panjang hingga menolak sampel yang datang belakangan. Selain melayani warga DIY, lab juga menerima sampel dari Jawa Tengah.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo, mengatakan selama ini sampel dari swab pasien Covid-19 di Sleman dikirim ke lab Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM).
Namun, belakangan ini, tempo untuk mengetahui hasil tes tersebut semakin lama karena lab mengalami antrean sampel. “Saat ini laboratorium pemeriksaan penuh, sehingga banyak penolakan,” kata dia saat ditemui di kompleks kantor Bupati Sleman, Senin (27/7).
Joko mengatakan, lab FKKMK UGM penuh karena warga Kabupaten Bantul usai menjalani tes usap massal dan mengirim sampel ke UGM. Sebelumnya, Bantul menggunakan lab Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BPPTKLP) Yogyakarta. Namun lab BBTKLPP ini belakangan juga penuh.
“BPPTKLP yang kapasitasnya besar dan tidak pernah libur ini mereka sudah keloloken (kelebihan). Tidak kuat menampung (sampel) dari Bantul. Akhirnya, spesimen dari Bantul kemarin Sabtu (25/7) dikirim ke FKKMK UGM, sehingga menumpuk di sana,” kata dia.
Joko berkata, lab UGM mempunyai kapasitas memeriksa 400 spesimen per hari. Sebelum terjadi ledakan kasus Covid-19, lab UGM mampu mengatasi pemeriksaan sampel dari DIY. Saat itu, lab UGM bahkan menjangkau pemeriksaan spesimen dari Jawa Tengah.
“Laboratorium ini memperluas jangkauan sampai Jawa Tengah karena Jawa Tengah banyak. Tapi sekarang gantian dari Yogyakarta yang keteteran,” kata Joko.
Menurut Joko, antrean pemeriksaan sampel di lab UGM itu diketahui saat Pemkab Sleman melacak penularan pada satu pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Sleman yang positif Covid-19, 18 Juli lalu. Hasil pelacakan pasien menemukan 12 orang yang harus di-swab.
“Sampai hari ini belum keluar hasilnya. Antreannya luar biasa. Sehingga (lab) FKKMK ini selama 10 hari ke depan tidak mau menerima spesimen dari Sleman. Mereka tinggal memeriksa spesimen yang kami kirim sebelumnya,” ucapnya.
Joko telah menghubungi pihak laboratorium Universitas Muhammdiyah Yogyakarta (UMY) untuk membantu memeriksa spesimen. Selama ini lab UMY memeriksa spesimen kiriman tiga rumah sakit PKU Muhammadiyah, yakni di Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta.
“Baru tadi malam kami koordinasi, welcome mereka. Mulai besok kami kirim ke sana. Mereka mempunyai kapasitas 60 - 100 sampel per hari,” kata dia.
Setelah melacak kontak erat pegawai Dinas Koperasi dan UMKM tersebut, Pemkab Sleman juga akan menggelar tes usap di tiga pondok pesantren. Sebab beberapa pesantren telah mengajukan izin untuk kembali beraktivitas.