Palembang, Gatra.com – Sekitar 170 petani asal Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara akan melanjutkan aksi jalan kaki mereka ke Istana Merdeka. Aksi jalan kaki ribuan kilometer yang telah dilaksanakan sejak pertengahan Juli lalu ingin menemui Presiden Joko Widodo guna melaporkan tindakan PTPN II atas tanah mereka.
Ditemui di sekretariat PW NU, koordinator aksi jalan kaki Widi Wahyudi (42) mengatakan para petani berasal dari dua kelompok yakni Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mancirim Bersatu (STMB) di Kabupaten Deli Serdang, Sumut. Para petani menargetkan aksinya sebelum tibanya hari Proklamasi, 17 Agustus yang menjadi moment simbol kemerdekaan RI. "Kami sudah melakukan perjalanan selama 32 hari terhitung sejak tanggal 15 Juni. Keinginan kami, bisa menuntut keadilan atas hak kami yang direnggut oleh PTPN II yang telah menggusur lahan kami," katanya
Konflik yang terjadi antara PTPN II dan petani telah berlangsung selama 3 tahun, namun pemerintah setempat tidak mampu memberikan solusi. Bermula saat pihak perusahaan berplat merah ini memasang plang Nomor Sertifikat Hak Guna Usaha No. 171/2009 di Desa Simalingkar A dan penggusuran lahan di Desa Sei Mencirim. "Luas area yang berkonflik antara petani yang tergabung dalam SPSB dengan PTPN II adalah sekitar 854 hektare, dan luas area yang berkonflik antara petani yang tergabung dalam STMB dengan PTPN II mencapai 850 ha dan tuntutan petani STMB adalah sekitar 323,5 ha" terangnya.
baca juga : https://www.gatra.com/detail/news/485666/ekonomi/kikis-ketimpangan-pemilik-tanah-351-petani-kbb-diberi-lahan
Pantuannya, beberapa petani nampak beristrahat di bagian teras seketariat PW NU Sumsel. Perjalanan beratus kilometer akan dilakukan guna mencari keadilan atas tanah mereka, dan nampak kendaraan aksi yang berisikan logistik dan peralatan masak untuk para petani selama melanjutkan aksinya. "Selama aksi berjalan sampai hari ini, dari Medan. Syukur alhamdulilah belum ada petani yang sakit atau gugur baik itu laki-laki," pungkasnya.