Jakarta, Gatra.com - Semasa pandemi Covid-19, ekonomi dunia terdampak dan terpukul menurun, tak terkecuali Indonesia. Data dari Kementerian Keuangan mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal kedua minus 4,3%.
Ketua Komisi XI, Dito Ganinduto meminta pemerintah melakukan government spending. Ppengeluaran pemerintah termasuk semua konsumsi pemerintah, investasi, dan pembayaran transfer tersebut untuk mendongkrak ekonomi Indonesia yang dari minus menjadi nol persen.
"Kita kuartal kedua memang minus, kuartal ketiga makanya kita minta pemerintah untuk melakukan government spending, jadi kita juga setelah setelah kita reses jadwal kita pertama kali adalah dengan Menteri Keuangan untuk meminta penjelasan mengenai pembiayaan pemerintah government spending untuk semua Kementerian dan lingkungan," ucap Dito seusai acara sosialisasi perundang-undangan dalam rangka pilkada serentak, di Ballroom Hotel Pullman, Jakarta, Minggu (26/7).
"Karena kan targetnya kuartal ketiga ini supaya 0 (persen), pemerintah harus melakukan pembelanjaan semaksimal mungkin. Sehingga pertumbuhan ekonomi kita bisa naik, sehingga kita bisa mendapatkan 0 (persen) di kuartal ketiga," tambahnya.
Dito melanjutkan, dalam kuartal selanjutnya pada kuartal keempat diharapkan bisa naik. Sebab, dalam keadaan pandemi seperti sekarang, semua akses susah dan hanya bisa berharap pada pembelanjaan pemerintah.
"Dengan cara, kan gini ya investasi susah, konsumer juga terbatas, jadi kita mengharapkan dari pemerintah, pembelanjaan dari pemerintah itu harus kita pacu betul-betul," ucapnya.
Bendahara Umum Partai Golkar ini menilai, semua kementerian dan lembaga mempunyai dana dan daya belanjanya masing-masing. Ia meminta untuk semuanya harus segera dibelanjakan.
"Harus segera dibelanjakan, jadi penyerapannya semaksimal mungkin. Supaya ada pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat juga bertambah antara lain dengan adanya gaji ke-13, kan salah satu juta pemicu untuk mereka melakukan pembelanjaan sehingga bisa menambah daya beli masyarakat kita," tutup Dito.