Bantul, Gatra.com - Bupati dan Wakil Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pecah kongsi di pemilihan bupati tahun ini. Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih pun menyebut makin tak dilibatkan dalam agenda pemda sejak diusung sebagai calon bupati oleh PDIP dan PKB.
"Jadi memang saya jarang bahkan tidak pernah (mendapat) disposisi oleh Bupati untuk mendatangi acara resmi pemerintahan," kata Halim saat bertemu wartawan di Dapur Panganan Rakyat (DPR) Tan Ndeso, Pagergunung, Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul, Minggu (26/7).
Menurut Halim, ia tak masalah tak dilibatkan di agenda Pemerintah Kabupaten Bantul. Sebab, kata Ketua PKB Bantul ini, dirinya mendapat banyak undangan dari masyarakat.
Menang pada Pilkada Bantul 2016, pasangan Suharsono - Halim pecah kongsi bahkan sebelum pencalonan mereka di pilkada tahun ini. Kondisi ini semakin berlarut sejak PDIP mengumumkan pencalonan Halim bersama Ketua PDIP Bantul Joko Purnomo, Februari lalu.
Sejak itu, Bagian Humas dan Protokol Pemkab Bantul hanya menyebarluaskan agenda Bupati Suharsono yang maju untuk periode kedua. Ketua Gerindra Bantul ini menggandeng Ketua PGRI Bantul Totok Sudarto dan diusung oleh Gerindra, Golkar, dan Nasdem.
Agenda Halim di Pemkab Bantul pun lebih sering nihil sejak itu. "Sebagai Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD), saya lebih banyak turun langsung dan itu tidak perlu saya sampaikan ke Humpro (Bagian Humas dan Protokol)," kata Halim.
Halim menyebut disposisi agenda pemda memang menjadi kewenangan bupati. Menurutnya, sekarang acara-acara itu lebih sering diberikan ke Sekretaris Daerah dan para kepala dinas.
Halim menjelaskan, saat ini tim koalisi PDIP - PKB sedang mendekati tiga partai dan menyiapkan rencana deklarasi. "Saya juga mendapat jaminan dari Pak Joko yang juga Ketua DPD PDIP Bantul bahwa di pilkada tahun ini tidak akan ada lagi pembelotan dari kader seperti 2016," ujarnya.
Saat berkunjung di DPR Tan Ndeso, Halim meresmikan kawasan wisata edukasi gagasan Pondok Pesantren Lintang Songo. Pengasuh pesantren tersebut, Heri Kiswanto, menyatakan kawasan itu menawarkan pembelajaran pertanian. Setiap pengunjung pun bisa memetik hasil pertanian sepuasnya.