Jakarta, Gatra.com - Bagi sebagian orang, akhir pekan biasanya dihabiskan dengan merawat kendaraan, termasuk mengganti pelumas. Cairan licin ini menjaga mesin agar bekerja optimal dan awet. Agar bisa bekerja maksimal, pelumas dikembangkan secara khusus. Dan itu semua perlu kerja panjang.
Sinung Wikantoro, Coordinator of Product Development Specialist Pertamina Lubricant mengungkapkan proses panjang lahirnya pelumas lewat video telekonferensi, Jumat (24/7). Pelumas baru lahir karena permintaan pasar. Bisa juga karena perkembangan teknologi mesin. Juga permintaan dari pabrikan otomotif yang memerlukan pelumas dengan spesifikasi tertentu.
Selanjutnya para ahli di laboratorium menyiapkan beberapa opsi formula. Para formulator ini mengkombinasikan bahan dasar minyak maupun sintetis dengan beragam aditif sesuai kebutuhan tujuan pembuatan pelumas. Masing-masing formula kemudian dibuat dalam skala terbatas untuk diujicoba didalam laboratorium.
Dimulai dengan bench test dimana setiap variabel pelumas diujicoba. Jika lolos di uji ini masuk tahap selanjutnya yaitu uji mesin. Lewat simulasi komputer, pelumas dalam mesin diuji dengan berbagai skenario. Misalnya simulasi di jalan tol, jalan pegunungan, jalan kota yang padat, dan beragam simulasi lainnya. Bahkan kondisi mesin rusak.
Begitu lolos dari uji ini, pelumas akan menjalani uji peforma dan uji lapangan. Pada tahap ini pelumas diaplikasikan di kendaraan dan di uji jalanan di lapangan. Para ahli akan mengevaluasi peforma pelumas dalam penggunaan riil di lapangan. Biasanya pengujian ini berlangsung ribuan km.
Tidak semua formula bisa lolos uji. Hanya yang bisa memenuhi semua syarat yang mendapat lampu hijau untuk diproduksi. Proses melahirkan pelumas baru bisa bertahun-tahun tergantung kualitas dan peforma yang diharapkan.
“Pertamina memproduksi pelumas sejak 1957 dan sejak 1997 sudah bisa mengembangkan sendiri formula pelumas. Pusat riset dan pengembangannya sekarang berada di Plumpang, Jakarta Utara. Sejak 2017 Pertamina mendirikan perusahaan yang khusus menangani bisnis pelumas yaitu PT Pertamina Lubricants yang visinya menjadi perusahaan pelumas kelas dunia. Tahun 2018, perusahaan ini sudah berada di urutan ke-15 perusahaan pelumas terbesar didunia,” terang Sinung.Kini bisnis perusahaan ini sudah menyebar ke 17 negara.
Menurut Sinung dengan fasilitas riset ini, Pertamina bisa menciptakan pelumas dengan spesifikasi yang disesuaikan kebutuhan domestik. Pertamina juga mengembangkan pelumas dengan spesifikasi yang berbeda untuk pasar impor. Saat ini selain pelumas otomotif, PT Pertamina Lubricants juga memproduksi pelumas industri dan maritim.
Mengantisipasi perubahan teknologi otomotif, prioritas riset PT Pertamina Lubricants adalah mengarah pada pengembangan pelumas untuk mesin dengan bahan bakar hayati (D-100). Juga semakin banyaknya mesin-mesin bensin yang dilengkapi dengan perangkat turbo (turbocharged gasoline engine). Juga menyiapkan diri menyambut mobil listrik. “Semua membutuhkan spek pelumas yang berbeda,” tutupnya.