Home Gaya Hidup Meracik Nama Buah Hati dari Khazanah Nusantara

Meracik Nama Buah Hati dari Khazanah Nusantara

Yogyakarta, Gatra.com - Di tengah maraknya pemberian nama anak dalam bahasa asing, nama-nama bercitarasa Nusantara dapat menjadi pilihan. Khazanah nama Nusantara yang digali dari literatur kuno ternyata amat kaya, dengan estetika dan makna yang khas.

Potensi itu kemudian menarik minat Yosef Kelik, peneliti sejarah dari Yogyakarta, untuk membuka usaha jasa racik nama untuk anak via akun media sosial Twitter dan Instragram. Astunamisae, demikian nama jasa itu, menawarkan penyusunan nama bercitarasa Nusantara dari khazanah bahasa Indonesia, Jawa, Sansekerta, dan Kawi, serta kombinasinya.

“Ada motif terpendam untuk melestarikan budaya. Nama secara bahasa-bahasa itu sebenarnya enggak kalah keren dari nama ala Western atau Arab yang belakangan marak,” tutur Kelik, kepada Gatra.com, Sabtu (25/7).

Selain itu, selama ini nama-nama dari bahasa lokal sebenarnya lebih akrab. “Malah juga lebih gampang diucap dan ditulis. Lebih lama juga merasuk jadi bagian budaya Nusantara terutama Jawa,” ujarnya.

Di media sosialnya, Astunamisae mencontohkan sejumlah nama nan unik, seperti ‘Garjita’ yang berarti bahagia, bahkan dari khazanah flora atau tetumbuhan seperti Wandira, Candana, atau Dhanya.

Seperti ungkapan nama adalah doa, nama racikan Astunamisae bermuatan makna, harapan, dan doa dari pemesan. Untuk itu, Kelik akan membuka layanan tanya jawab dengan pelanggannya.

“Untuk nama bayi, kami selalu serius memperhitungkan bawah racikan nama itu akan berkontribusi positif bagi kepercayaan diri penyandangnya,” ujar Kelik yang membuka usaha ini dari pengalamannya mencari nama untuk buah hatinya hingga lima kali ditolak mertua.

Menurutnya, jangan sampai pemberian nama anak dari bahasa kuno keliru. Misalnya nama ‘Nindya’ yang bermakna noda dalam bahasa Kawi. Dalam bahasa Jawa, ‘Nindya’ kerap ambigu karena bisa diartikan noda sekaligus tak bernoda.

Dari empat bahasa itu, kekhasan nama ditawarkan dari bahasa Kawi atau Jawa kuno. “Ini karena paling fleksibel secara pilihan kekayaan kosakata, penulisan, juga citra yang dihasilkan,” ujarnya.

Kelik mengambil referensi nama dari buku dan kamus sampai terjemahan kitab-kitab kuno dan prasasati Jawa kuno. Kepustakaan yang membahas batik, keris, dan wayang juga jadi sumber.

Bukan hanya nama anak, Astunamisae membuka layanan penyusunan jenama atau merek usaha. Dengan tarif terjangkau, pelanggan bisa memperoleh paket layanan dengan sejumlah usulan nama yang dapat dipilih sendiri.

Meski spesialis empat bahasa itu, Kelik tak kaku dan melayani jika orang tua atau pemilik usaha ingin menyisipkan nama dari bahasa Arab dan Barat. Apalagi selama setahun membuka usaha racik nama, pelanggan bukan hanya dari latar Jawa.

“Sebaran klien dari banyak kota dari semua provinsi di Jawa, Sumatera Selatan, SUmatera Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. Sebulan 10-20 klien,” tuturnya. Tertarik mau pesan nama untuk sang buah hati?

542