Home Ekonomi Memulihkan Lahan Tandus, Menuai Bibit Minyak Wangi

Memulihkan Lahan Tandus, Menuai Bibit Minyak Wangi

Bantul, Gatra.com - Prihatin atas kondisi perbukitan yang tandus, warga Dusun Kebosungu I, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberdayakan serai merah. Tanaman ini menjadi bahan baku minyak atsiri yang dibutuhkan dunia.

Sejak 23 Februari lalu, warga yang tergabung dalam kelompok tani 'Karya Sejati' memanfaatkan area perbukitan seluas dua hektar. Sebanyak 1.000 bibit ditanam dan siap panen selama sepekan mendatang.

"Dulu pola tanam warga di sini mengandalkan pohon Jati. Tapi karena lahannya berbatu, hampir 20 tahun hanya tumbuh sebesar paha orang dewasa," kata Ketua 'Karya Sejati', Mujiono, saat panen perdana, Sabtu (25/7).

Menurut dia, saat musim hujan, warga terkadang menanam singkong, kacang koro, dan kedelai. Namun hasilnya juga tidak maksimal karena kekurangan air. Budi daya serai merah lantas dipilih karena mudah tumbuh meski minim air.

Di sisi lain, kebutuhan minyak atsiri amat besar. "Satu rumpun serai bisa menghasilkan daun sebanyak lima kilogram. Dengan seribu pohon, perkiraan panen perdana ini mencapai lima ton," katanya.

Setelah dipanen, daun serai merah disuling menjadi minyak atsiri. Minyak ini dikenal sebagai bibit minyak wangi dan dibutuhkan untuk industri kesehatan, kosmetik, dan makanan.

Saat ini, pabrik penyulingan milik 'Karya Sejati' hanya mampu mengolah 100 kilogram daun. Jumlah itu menghasilkan satu kilogram minyak atsiri dengan harga jual Rp160 ribu - Rp180 ribu.

"Cepatnya masa panen tanpa air, yaitu enam bulan sekali, menjadi unggulan dan faktor utama mengajak warga mengembangkan tanaman serai merah. Harga jual daun langsung petik mencapai Rp250 per kilogram," ucap Mujiono.

Ia berharap panen perdana menjadikan Dusun Kebosungu I menjadi lahan percontohan di Bantul, bahkan Gunungkidul yang memiliki karater lahan yang sama. Pemerintah desa pun telah menyiapkan lahan 16 hektar untuk budi daya serai merah.

Pendamping dari Balai Litbang Kementerian Kehutanan DIY, Fasis Wibowo, menyambut baik program yang digalakkan warga ini. "Kebutuhan minyak atsiri dunia sangat besar, padahal tidak semua negara mampu menghasilkan," ujarnya.

Atas keberhasilan budi daya serai, warga diajak menanam pohon kayu putih dan nilam. Namun saat ini warga membutuhkan mesin pompa untuk menaikkan air Sungai Oya di sisi selatan bukit.

Aliran air tersebut memungkinkan warga membuat embung untuk mengairi serai merah agar bisa panen tiga kali setahun. Usai panen perdana, Bupati Bantul Suharsono telah berjanji untuk memenuhi permintaan warga akan pompa air tersebut.

736

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR