Home Ekonomi Hasbi Anshory Ingin Desa Aro Menjadi Kampung Kreatif KJA

Hasbi Anshory Ingin Desa Aro Menjadi Kampung Kreatif KJA

Batanghari, Gatra.com - Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai NasDem, Hasbi Anshory, ingin Desa Aro, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, Jambi menjadi kampung kreatif Keramba Jaring Apung (KJA).

Gagasan kampung kreatif KJA muncul setelah dia melihat hamparan keramba ikan milik masyarakat Desa Aro tersusun rapi disepanjang bibir Sungai Batanghari. Kehadiran legislator kelahiran Mersam 1971 silam ini dalam rangka reses.

Hasbi Anshory turut serta membawa Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, selaku mitra kerja Komisi XI DPR RI. Pertemuan dengan sejumlah petani KJA berlangsung di Balai Desa Aro, dihadiri Kepala Desa, Ketua BPD dan perangkat desa.

"Tujuan saya datang ke Desa Aro adalah reses sebagai anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai NasDem, membidangi keuangan dan perbankan. Mitra kerja Komisi XI DPR RI adalah Menteri Keuangan, Menteri Bappenas, OJK, BPS dan perbankan," kata Hasbi, Jumat (24/7).

Habsi mengajak Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi karena ada program bernama PSBI (Program Sosial Bank Indonesia). Setiap tahun Komisi XI menetapkan Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI).

"Saya minta ke Bank Indonesia agar terbentuk kampung kreatif atau klaster-klaster. Makanya, Desa Aro harus menjadi sentra keramba. Begitu juga dengan desa-desa yang bersebelahan dengan Desa Aro," ucapnya.

Menurut Hasbi, jumlah keramba petani ikan Desa Aro cukup banyak. Tentu produksi ikan petani juga besar. Kendala yang dihadapi petani salah satunya adalah masalah pakan ikan. Dia ingin agar petani desa ini bisa membuat pakan ikan.

"Saya pikir bantuan mesin pembuat pakan ikan lebih bermanfaat bagi petani. Sebab harga pakan ikan mahal. Jika petani bisa membuat pakan ikan sendiri, selain sebagai sentra ikan, Desa Aro juga akan menjadi sentra pakan ikan," ujarnya.

Dia telah berbincang dengan pihak Bank Indonesia Jambi agar membuat website. Tujuannya, petani bisa memantau harga jual ikan sebelum dan sesudah masa panen. Cara ini cukup efektif menekan angka kerugian bagi semua petani ikan.

"Saya pernah ke Vietnam. Harga ikan patin disana tak perah anjlok. Karena setiap panen ikan, petani disana membuat makanan olahan berbahan baku ikan, seperti abon ikan patin dan makanan olahan lainnya," ucap mantan anggota DPD RI periode 2009-2014.

Hasbi berharap kehadirannya bersama Bank Indonesia untuk mencari solusi, mendengar masukan dan membantu petani keramba, berupa pemasaran hingga solusi persoalan pakan ikan.

"Karena saya wakil rakyat ibu dan bapak sekalian, saya ingin ada masukan dan keluhan dari petani keramba yang hadir hari ini," katanya.

Selama masa reses, Habsi telah mengunjungi sejumlah daerah memastikan PSBI benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Senin dia berangkat menuju Kuamang Kuning, Kabupaten Bungo, Jambi, melihat bantuan PSBI sapi.

"Selanjut pada Selasa, saya berangkat reses menuju Jangkat, Kabupaten Merangin, melihat kopi. Keesokan harinya saya ke Kerinci, Kamis reses bersama OJK dan hari ini saya sengaja reses ke Kabupaten Batanghari," katanya.

Kepala Desa Aro, Rusli merasa bersyukur Hasbi Anshory menggelar reses di desa peraih Juara I Lomba PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Tingkat Nasional pada 2008. Sejak perusahaan sektor industri pengolahan kayu tutup 2004, masyarakat desa ini perlahan mulai beralih ke sektor pertanian, perkebunan dan perikanan.

"Hampir 80 persen masyarakat Desa Aro merupakan petani Keramba Jaring Apung (KJA). Pemasaran ikan kami terkendala akibat pasokan terlalu banyak. Apalagi hasil panen ikan petani cuma bisa masuk pasar Kabupaten," kata Rusli.

Dia berharap hasil panen ikan petani KJA Desa Aro bisa menjadi bahan baku utama makanan olahan. Seperti abon ikan patin, stik ikan patin dan jenis makanan olahan lainnya. Usaha kecil ini diyakini mampu menunjang perekonomian masyarakat.

476