Khartoum, Gatra.com – Pemerintah Sudan menemukan kuburan massal yang diduga merupakan jasad 28 perwira militer yang dieksekusi pada 1990, karena dianggap merencanakan percobaan kudeta terhadap mantan Presiden Omar al-Bashir.
Dikutip Reuters Jumat (24/7), kantor kejaksaan umum Sudan mengatakan pada Kamis malam (23/7) bahwa para petugas dieksekusi dalam keadaan misterius setelah pengadilan militer secara cepat menjatuhkan putusan, satu tahun setelah Bashir mengambil alih kekuasaan dalam kudeta militer pada tahun 1989.
Tidak diungkap lokasi pemakaman dan sudah sejak kapan berlangsung.
"Penuntut umum berhasil menemukan kuburan massal dan data menunjukkan bahwa kemungkinan besar kuburan itu adalah tempat mayat para petugas yang dibunuh dan dimakamkan secara brutal," kata jaksa penuntut umum dalam sebuah pernyataan.
Dalam pernyataan tersebut mengungkapkan adanya tim yang terdiri dari 23 ahli berhasil menemukan lokasi setelah dilakukan upaya pencarian selama tiga minggu, dan langsung melakukan tindakan forensik dan investigasi.
Jaksa penuntut umum meyakinkan keluarga para petugas yang dieksekusi bahwa "kejahatan semacam itu tidak akan berlalu tanpa pengadilan yang adil".
Sebelumnya, Bashir muncul di pengadilan pada hari Selasa pada persidangan perdana dengan tuduhan telah memimpin kudeta militer sehingga berkuasa pada tahun 1989. Dia diancam hukuman mati jika terbukti bersalah.
Pengacara Bashir tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.
Bashir digulingkan oleh tentara pada April 2019, setelah berbulan-bulan terjadinya aksi protes massa.
Bulan lalu, jaksa penuntut umum Sudan juga mengumumkan kuburan massal di timur Khartoum yang diduga berisi sisa-sisa siswa yang terbunuh pada tahun 1998, ketika mereka berusaha melarikan diri dari dinas militer di sebuah kamp pelatihan.
Bashir sudah dijatuhi hukuman dua tahun oleh pengadilan pada bulan Desember atas tuduhan korupsi. Bashir kali ini akan menghadapi persidangan dan investigasi atas pembunuhan para pengunjuk rasa tersebut.
Ia menjadi sasaran Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), dan telah dikeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya pada tahun 2009 dan 2010 atas tuduhan genosida, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di wilayah Darfur, yang bergolak di Sudan.
Pemerintah transisi sipil mengambil alih kekuasaan dari Bashir di bawah perjanjian pembagian kekuasaan tiga tahun dengan militer, meski ekonomi negara itu masih dalam krisis hingga kini.