Gunungkidul, Gatra.com - Kelompok sadar wisata (pokdarwis) terus menyiapkan standard operating procedur (SOP) sesuai protokol kesehatan untuk penginapan di sekitar lokasi wisata. Meski banyak peminat, pengelola penginapan belum berani menerima tamu.
Sekretaris Pokdarwis Nglanggeran, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Sugeng Handoko mengatakan telah mensosialisasikan pola hidup bersih dan sehat ke para pengelola dan pemilik penginapan.
"Beberapa homestay saat ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas tempat cuci tangan yang lebih banyak," kata Sugeng saat dihubungi, Kamis (23/7).
Sugeng mengatakan, pokdarwis dan pengelola homestay telah membuat aturan main ketika tempat wisata dibuka. "Contohnya, dalam satu kamar satu tempat tidur itu untuk satu orang atau pasangan suami istri," kata dia.
Sebelum pandemi Covid-19, saat banyak tamu, satu kamar boleh ditempati dua orang. Di kawasan wisata gunung api purba Nglanggeran, ada sekitar 80 rumah yang dijadikan penginapan.
Sebelum pandemi, daya tampung seluruh penginapan itu 253 orang. Setiap penginapan berjarak sekitar 50 meter. "Harganya per orang per malam Rp150 ribu," katanya.
Menurut Sugeng, selama uji coba pembukaan tempat wisata, homestay telah diminati banyak orang. Namun pihaknya belum bisa menerima tamu.
"Sudah banyak yang tanya-tanya, tapi sampai saat ini belum menerima tamu menginap. Karena melihat perkembangan penambahan kasus Corona dan masih menyusun SOP. Agustus nanti pun kami belum bisa memastikan sudah bisa menerima," katanya.
Sugeng mengatakan para pemilik penginapan kini mencari penghasilan dari pekerjaan pokok sebagai petani dan peternak. "Homestay itu kan hanya penghasilan tambahan. Pemilik tetap beraktivitas biasa," ucapnya.
Menurut Sugeng, kunjungan wisata di gunung api purba dan embung Nglanggeran selama masa uji coba ini cukup banyak, terutama di akhir pekan.
Ketua Pengelola Wisata Tebing Breksi Kholik Widiyanto mengatakan tempat wisata itu juga telah menggelar uji coba buka sejak Selasa (14/7). Namun penginapan setempat belum menerima tamu. "Kami masih menunggu SOP dari pemerintah. Kan saat ini baru SOP untuk destinasi," katanya.
Kholik mengatakan homestay di Tebing Breksi memiliki tiga kamar dan satu ruang keluarga dengan daya tampung 19 orang. Adapun homestay milik warga terdapat 20 rumah dengan 40 kamar. "Kami saat ini masih menyadarkan warga kalau homestay itu harus bersih," ucapnya.