Jakarta, Gatra.com - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Ribka Tjiptaning, mengatakan, perayaan Hari Anak Nasional pada Kamis (23/7), harus memberikan soluasi atas pemenuhan hak anak sebagai generasi masa depan.
"Tidak bisa tidak, anak-anak harus memiliki kecerdasan dan kesehatan dalam proses tumbuh kembangnya," kata Ribka di Jakarta.
Menurutnya, selain memenuhi kebutuhan hak anak, sesuai tema Hari Anak Nasional tahun ini "Anak Terlindungi, Indonesia Maju" menggambarkan agar pemerintah pusat dan daerah wajib melindungi dan memberikan hak yang harus diperoleh anak-anak di seluruh wilayah Indonesia tanpa kecuali.
Sebagai contoh, masih adanya kasus kriminalitas pada anak-anak dan pembiaran ketika anak-anak mengikuti kegiatan di luar rumah yang melibatkan banyak orang dan kerumunan, seperti demonstrasi saat pandemi Covid-19, semakin membuka mata bahwa Negara belum maksimal melindungi dan memberikan rasa aman pada anak-anak mulai dari tempat tinggal hingga tempat bermainnya. Ini harus jadi perhatian khusus aparat keamanan dan lembaga terkait seperti KPAI.
Kemudian, lanjut Ribka, jika bicara anak tentu tidak terlepas dari keluarga. Lembaga yang mengurusi kependudukan seperti BKKBN masih harus mengoptimalkan peran PLKB-nya agar terus mengampanyekan sampai di daerah terpencil apa itu arti dan peran keluarga sebagai lembaga yang pertama dan utama dalam memberikan edukasi dan solusi kepada anak-anak terlebih dalam situasi pandemi saat ini.
"Dalam situasi normal, anak-anak rentan alami gangguan kesehatan, apalagi di saat pandemi seperti sekarang, khususnya anak-anak yang menyandang disabilitas dan berkebutuhan khusus. Karena itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak harus bekerja sama dengan Kementerian Sosial dan instansi terkait untuk memenuhi hak-hak mereka," ujarnya.
Pemerintah pusat lewat Kementerian Kesehatan juga harus bisa memenuhi harapan masyarakat yang ingin lebih mudah mengakses layanan kesehatan, mulai dari imunisasi, pemenuhan gizi balita hingga penanganan pasien di fasilitas kesehatan.
"Covid-19 membuat pelayanan imunisasi di banyak daerah terhambat sehingga penyakit polio, difteri, dan campak bisa saja menjangkiti anak-anak di Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, kegiatan posyandu yang tidak berjalan bisa mengakibatkan rentan status gizi balita dan anak yang juga ikut menurun. Ini berisiko pada meningkatnya masalah tenaga kesehatan saat pandemi seperti sekarang. Belum lagi penyakit TBC yang menjadi ancaman karena bisa jadi penyakit penyerta pasien positif Covid-19.
"Jangan lupakan dampak psikologis pada anak-anak akibat lebih banyak di rumah, minim bersosialisasi dengan lingkungan dan tidak bisa belajar secara tatap muka dengan gurunya," kata dia.
Menurut Ribka, jangankan anak-anak, orang dewasa saja akan jenuh jika berbulan-bulan hanya berada di rumah. Jangan sampai kondisi pandemi ini mengganggu kesehatan jiwa keluarga, khususnya anak-anak.
"Karena itu, pemerintah pusat dan daerah harus terus turun melihat kondisi terkini di masyarakat dan memastikan memberi perhatian yang sama kepada seluruh anak-anak Indonesia dalam hal pemenuhan hak-hak anak, mulai dari hak pendidikan, tumbuh kembang hingga perlindungan," ujarnya.