Texas, Gatra.com – Angka kematian akibat infeksi virus corona di Amerika Serikat (AS) meningkat lebih dari 1.100 jiwa sepanjang dua hari berturut-turut pada hari Rabu. Angka ini menembus rekor satu hari peningkatan kematian di Alabama, Nevada dan Texas, sebagaimana penghitungan Reuters, Kamis (23/7).
Beberapa minggu di bulan Juni setelah kasus-kasus mulai melonjak, 23 negara bagian mencatat angka peningkatan kematian selama dua minggu terakhir, dibandingkan dengan dua minggu sebelumnya.
Tercatat angka meninggal dunia naik 1.101 pada hari Rabu, sehingga menjadikan jumlah total lebih dari 143.000 kematian. Total kasus infeksi saat ini mendekati 4 juta jiwa. Negara-negara bagian dengan kematian terbanyak dilaporkan seperti Texas 197, California 159, Florida 140 dan Ohio 106.
Sepanjang dua pekan berturut-turut, angka kematian di Amerika Serikat kembali meningkat. Angka ini memang masih jauh dari jumlah rata-rata setiap pekannya pada bulan April lalu, dengan rata-rata 2.000 orang per hari meninggal akibat virus.
Texas merupakan salah satu negara bagian yang terpukul. Jenazah korban terpaksa hanya disimpan di truk berpendingin, setelah angka kematian meningkat dua kali lipat dalam kurun waktu seminggu.
Kabupaten Hidalgo, di ujung selatan negara bagian di perbatasan AS dengan Meksiko juga mencatat peningkatan kasus 60 persen pekan lalu, dengan kematian dua kali lipat menjadi lebih dari 360 orang.
Seorang pejabat setempat menyebut beberapa tempat krematorium di daerah Kabupaten Hidalgo mengeluarkan daftar tunggu hingga dua minggu saking menumpuknya jenazah. Pihak pemerintah setempat terpaksa menggunakan lima truk berpendingin untuk menampung 50 jenazah.
Menurut analisis Reuters, lebih dari 142.000 korban meninggal akibat virus di Amerika Serikat selama lima bulan terakhir, dan merupakan angka tertinggi di dunia. Di antara 20 negara dengan wabah terbesar, Amerika Serikat menduduki peringkat keenam tertinggi di dunia jumlah korban meninggal jika dihitung secara per kapita.