Yogyakarta, Gatra.com - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan lonjakan kasus Covid-19 selama beberapa hari ini bagian dari konsekuensi DIY yang terbuka. Tak ada perubahan kebijakan, tamu dari zona merah tetap boleh masuk DIY.
Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah DIY Baskara Kadarmanta Aji, di kompleks Pemda DIY, Kepatihan, Kota Yogyakarta,rabu (22/7).
“Lonjakan kasus konfirmasi positif itu bagian dari konsekuensi kalau sudah mulai terbuka. Jumlah yang datang cukup banyak, baik untuk wisata, bisnis, dan keluarga, bahkan dari daerah zona merah kami terima,” kata Aji.
DIY mencatat lonjakan kasus positif Covid-19 selama beberapa hari. Pada Minggu (19/7), tambahan mencapai rekor 16 kasus. Kemarin, Selasa (21/7), tambahan kasus memecahkan rekor dua hari sebelumnya dengan 28 pasien positif baru.
Hari ini, penambahan mencapai 21 kasus. Total konfirmasi positif mencapai 486 kasus. Empat belas pasien positif telah meninggal dan enam di antaranya wafat sepanjang Juli ini.
“Untuk itu, DIY mengantisipasi dengan tes massal, terutama swab, kemudian akan kita tracing dan menjaga supaya tak berkembang,” kata dia.
Meski terbuka untuk tamu, Aji menyebut DIY tak sepenuhnya terbuka. “Wisata kami batasi. Grup besar atau masaal belum diterima juga rombongan dari daerah yang tak mematuhi protokol kesehatan,” katanya.
Protokol itu sesuai aturan Kementerian Perhubungan seperti bus hanya boleh terisi maksimal 70 persen penumpang. “Tempat wisata juga tidak menerima wisatawan terlalu banyak sehingga bisa menjaga jarak,” kata dia.
Menurutnya, kendati kasus terus melonjak, DIY tak akan membatasi pendatang secara ketat, melainkan hanya mengikuti aturan yang sudah berjalan seperti kewajiban surat hasil tes cepat untuk penumpang pesawat.
Untuk buka, tempat wisata harus meminta rekomendasi dari asosiasi wisata dan BPBD terkait kelengkapan sarana penunjang protokol kesehatan.
Pembukaan tempat wisata ini tak lepas dari langkah DIY menggeliatkan ekonomi. "Ini sesuai kebijakan pusat juga. Seperti berubahnya gugus tugas (nasional), tampaknya ekonomi jadi perhatian,” kata dia.
Menurut dia, jika DIY menutup diri karena alasan kesehatan akan muncul persoalan dalam pengembangan ekonomi. “Ini pilihan sulit tapi harus dihadapi,” kata dia.
Aji menjelaskan, banyaknya pasien positif Covid-19 tak berpengaruh atas penilaian Presiden Joko Widodo bahwa DIY terbaik menangani Covid-19. Sebab penilaian tersebut berkaitan dengan penanganan secara umum.
“Jumlah pasien yang sembuh juga bagian yang dinilai. Bukan hanya soal kesehatan, tapi juga soal bansos dan kemampuan menjaga ekonomi masyarakat,” ujar Aji.