Home Teknologi Penganthi Temanggung Ciptakan Rompi Khusus Disabilitas Netra

Penganthi Temanggung Ciptakan Rompi Khusus Disabilitas Netra

Temanggung, Gatra.com - Bagi penyandang disabilitas netra aktivitas sehari-sehari hampir selalu memiliki kendala, terutama jika yang dilalui merupakan tempat baru. Karena tidak bisa melihat, sehingga mereka rentan mengalami kecelakaan atau cedera.

 


Berawal dari kendala tersebut Tim Inovasi Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Sensorik Netra Penganthi Temanggung, yang merupakan unit dari Dinas Sosial Provinsi JawaTengah, menciptakan sebuah alat bantu berupa rompi dan tongkat yang dilengkapi dengan sensor jarak, serta sensor air. Rompi ini dinamai rompi penganthi dan tongkat putih.

"Inovasi Rompi Penganthi ini diawali dengan keresahan yang dialami penerima manfaat (penyandang disabilitas netra), beserta pembimbingnya karena penerima manfaat sering mengalami benturan, sering terpeleset sehingga mengalami cedera dan kecelakaan. Maka ada pemikiran harus ada alat bantu, dengan mengadopsi sensor parkir mobil dan sensor pendeteksi air," katanya Kepala Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Sensorik Netra Penganthi Temanggung, Purwadi, Rabu (22/7).

Dikatakan, sensor parkir mobil bisa menentukan jarak dan sensor air yang bisa mendeteksi keberadaan air. Alat-alat tersebut kemudian dimodikasi dimasukkan ke dalam rompi dilengkapi dengan lensa 45 derajat, lampu LED sehingga bisa digunakan malam hari. Untuk penggunaan rompi memanfaatkan batre yang bisa dicash ulang dengan sekali pakai bertahan 48 jam.

Alat tersebut bisa mendeteksi keberadaan benda-benda di depan difabel netra, termasuk mendeteksi jika di depannya ada genangan air atu tanah becek dengan alat sensor yang dipasang di ujung tongkat. Melalui cara itu bisa mencegah terpeleset atau jatuh sehingga meminimalisir kecelakaan bagi orang-orang berkebutuhan khusus ini.

"Setelah kita cobakan pada penerima manfaat, ternyata ada kemanfaatan besar, maka kita desain dengan prototype rompi yang sangat sederhana. Perkembangannya kita tingkatkan terus dengan bekerja sama dengan pembatik di Magelang dan rompi ini kita jadikan identitas sensorik netra. Nantinya bisa sebagai alat bantu disamping alat putih untuk digunakan alat mobilitas penerima manfaat," katanya.

Rompi ini beratnya tidak lebih dari 0,5 kilogram sehingga terasa ringan dan tidak menutup kemungkinan untuk dimodifikasi lagi dalam pengembangan lebih lanjut. Deteksi dari alat ini jika mendekati sebuah benda atau ada genangan air maka akan ada tanda bunyi "beep" dan getaran sehingga penyandang disabilitas netra akan berhenti untuk mencermati keadaan agar aman. Untuk melakukan inoasi alat navigasi ini ke depan Penganthi akan bekerja sama dengan perguruan tinggi agar bisa lebih canggih dan bisa diperbanyak.

Sumarno (32), penyandang disabilitas netra asal Cilacap yang menjadi penerima manfaat di Penganthi Temanggung menuturkan, sejak adanya rompi yang bisa digunakan bersamaan dengan tongkat maka mobilitasnya bisa lebih lancar dan meningkat. Karena sejal lahir memang sudah tidak bisa melihat maka Marno kerap pula jatuh, terpeleset, atau menabrak sesuatu ketika berjalan.

"Saya lebih semangat lebih percaya diri setelah memakai tongkat dan rompinya. Sangat membantu karena bisa mengurangi tingkat cedera atau kecelakaan dan ini bisa membawa kita untuk lebih mengenal ke masyarakat umum dan bisa mandiri. Sebelum memakai rompi kesusahan untuk mobilitas di jalan umum, di trotoar banyak sekali rintangan karena belum ramah disabilitas,"katanya.

Anggota Tim Inovasi Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Sensorik Netra Penganthi Temanggung, Windu Darojat dan Azmi Sahid Filla menuturkan, Rompi Penuntut dengan Tekhnologi atau disingkat Rompi Penganthi saat ini masuk 17 inovasi dari Provinsi Jawa Tengah yang masuk pada kategori TOP 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik yang diselenggarakan  oleh Kementerian Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrtasi tahun 2020.

 

596