Lombok Barat, Gatra.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkapkan, momentum pilkada bukan menjadi media penularan, tetapi justru menjadi gelombang memobilisasi masyarakat untuk menjadi agen perlawanan Covid-19. Pada Pilkada 9 Desember 2020, merupakan puncak pemungutan suara.
“Kita ketahui bersama Pilkada tahun ini yang semula akan berlangsung pada bulan September terpaksa harus diundur ke bulan Desember. Hal ini sebagai dampak penyerta kasus positif Covid-19 yang masih tinggi di sejumlah daerah. Covid-19 harus disikapi dengan baik dan bijak. Berbagai upaya pun dilakukan agar penanganan dapat berjalan cepat dan tepat,” kata Mendagri kepada wartawan di Senggigi, Lombok Barat, NTB, Selasa malam (21/7).
Dikatakan, Pilkada yang akan digelar tahun ini tidak pernah terjadi sebelumnya di Indonesia. Terhitung semenjak tahun 1995 belum pernah ada pilkada yang dilakukan di masa pandemi. Karena itu dalam menghadapi pandemi Covid-19 butuh keseriusan dan kekompakan dari seluruh kementerian dan lembaga pusat.
“Kita ajak juga semua bergerak, dikarenakan sebagian kewenangan ada pada pemerintah daerah. Dengan hal ini, masyarakat akan dapat ditangani dengan baik, tentunya dengan bantuan pihak lain seperti tokoh agama dan tokoh masyarakat.
“Momentum di pilkada ini untuk menggerakkan seluruh daerah, teman-teman Kepala Daerah untuk serius, mau dan sungguh-sungguh,” tandas mantan Kapolri ini.
Mendagri juga mengaku lega daerah-daerah di NTB yang sudah menuntaskan dana Pilkada. Daerah yang belum tuntas pendanaan Pilkada, agar segera menyelesaikannya dengan tepat waktu.
Sementara itu, Gubernur NTB, Zulkieflimansyah meyakini Pilkada serentak di NTB akan berjalan sesuai rencana.
“Insya Allah Pilkada di NTB akan berlangsung aman dan lancar sesuai harapan kita semua,” ungkap politisi PKS ini.