Bandung, Gatra.com - Nasib nahas dialami Ibu Rumah Tangga bernama Dede (46), warga Kampung Lebak Lisung, RT 05/06, Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Ia menjadi salah satu penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Kementerian Sosial (Kemensos) yang haknya tak diterima secara utuh.
Dede menerima BLT Kemensos sebesar Rp1.800.000 untuk tiga bulan, dengan rincian tiap bulan menerima bantuan sebesar Rp600 ribu yang diambilnya di Kantor Pos Sindangkerta, pada Rabu, 15 Juli 2020 lalu.
Namun tak selang beberapa lama, oknum aparat Desa Baranangsiang yang mengantarkannya ke kantor pos, meminta Dede menyerahkan BLT yang diterimanya sebesar Rp.1.200.000. Otomatis, ia hanya menerima uang sebesar Rp 600 ribu saja.
"Saya bersama penerima BLT yang lain diangkut naik mobil untuk mengambil Bansos di Kantor Pos Sindangkerta. Dalam perjalanan pulang di dalam mobil oleh pihak desa diminta Rp.1,2 juta," ujar Dede saat ditemui di rumahnya, Selasa (21/7).
Dede hanya bisa pasrah saat oknum aparat desa meminta haknya. Pasalnya, puluhan warga yang ikut bersamanya, juga melakukan hal yang sama. Alasan pemotongan BLT itu dilakukan karena warga sudah menerima bantuan dari program keluarga harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
"Menurut mereka, potongan BLT dilakukan karena banyak warga sudah terima PKH dan BPNT. Memang benar ada yang dapat bantuan dobel, tapi saya tak menerima bantuan apapun tetap dipotong," jelasnya.
Ibu tiga anak itu merasa sedih karena haknya tak diterima secara utuh. Apalagi, ia telah merencanakan uang tersebut dipakai biaya perlengkapan sekolah bagi anaknya yang paling bungsu dan reparasi dinding rumahnya yang sebagian telah jebol dimakan usia.
"Padahal niatnya uang tersebut buat membeli sepatu dan seragam sekolah anak saya yang paling kecil karena akan masuk SD. Sisanya buat membeli kayu karna rumah mau roboh. Tapi ya sudahlah, saya ikhlas," pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Baranangsiang, Iwan Saputra membenarkan terhadap pemotongan BLT Kemensos tersebut. Ia mengatakan bantuan itu berasal dari BLT Kemensos tahap tiga terhadap 62 orang warganya.
Namun saat dikroscek ternyata banyak penerima BLT itu telah mendapatkan PKH dan BPNT. Dari 62 orang ada sekitar 24 warga yang telah menerima PKH dan BPNT.
"Tidak semua dipotong paling sekitar 24 orang. Itu pun sudah ada kesepakatan dulu," jelasnya.