Karimun, Gatra.com - Belum normalnya kondisi covid 19 di negara tetangga Singapura, berdampak pada terhentinya pengiriman material batu granit yang dijual, membuat pasokan makin menumpuk di beberapa perusahan granit yang ada di Kabupaten Karimun.
Kondisi itu disampaikan oleh salah seorang pekerja di PT Bukit Alam Persada (BAP) yang namanya enggan disebutkan. Akibat kondisi tersebut, pria itu mengaku bahwa saat ini manageman PT BAP telah mengurangi jam kerja bagi seluruh karyawan.
"Tidak hanya mengurangi jam bekerja, tapi jadwal lembur pun sudah tidak ada. Perubahan jadwal itu mulai berlaku Sejak hari ini. Seluruh karyawan sudah menerima selebaran informasi tersebut dari manageman PT BAP sejak beberapa hari kemarin," kata karyawan yang enggan disebutkan namanya itu, Senin (20/7/2020).
Dijelaskan, biasanya setiap hari ada jatah lembur dua jam, sehingga pulang kerja pukul pada pukul 19.00 WIB, jika masuk pagi dengan jadwal pukul 09.00 WIB. Namun saat ini telah dikurangi menjadi delapan jam kerja, atau pulang pada pukul 17.30 WIB.
Begitupun jika bekerja pada sift malam, kini tidak lagi dihitung lembur. Sehingga pulang kerja pada pukul 04.00 WIB dini hari.
"Bahkan hari Sabtu hanya kerja setengah hari, termasuk hari Minggu dan kalender merah dijadwalkan libur. Padahal biasanya duar hari itu adalah jadwal lembur dan pulang tetap malam," jelasnya.
Kondisi ini menurutnya, terjadi sejak wabah Covid 19 pada Februari lalu saat pengiriman granit ke Singapura juga terpaksa dihentikan.
"Jika singapura tak buka juga, maka karyawan akan dirumahkan. Ada 300 karyawan di PT BAP dan semuanya akan terkena dampak dari perusahaan yang tak normal sejak Februari kemarin. Jumlah material yang semakin menumpuk saat ini sudah tak terhitung lagi," ungkapnya.
Kalaupun nanti kondisi perusahaan sudah kembali berangsur normal, maka perusahaan granit temptnya bekerja akan kembali mempekerjakan karyawan yang dibutuhkan.
Kondisi itu menurutnya, membuat para karyawan kelimpungan. Karena beberapa diantara pekerja dikabarkan telah sempat membeli sepeda motor, atau kebutuhan peralatan rumah tangga lainnya dengan cara dicicil.
Namun karena pengiriman ke Singapura masih belum bisa dilakukan dan tidak ada jatah lembur lagi, maka dengan terpaksa kendaraan yang telah diambil ditarik kembali, dengan alasan tidak sanggup membayar cicilan karena memenuhi kebutuhan biaya pendidikan anak-anaknya.
Informasi dihipimpun, kondisi tersebut juga terjadi di PT Pacific Granitama. Bahkan pengurangan jam kerja dan penghapusan lembur sudah diberlakukan sejak sebulan yang lalu. Perusahaan yang berlokasi di Desa Pangke Kecamatan Meral Barat itu juga sudah mengancang-ancang untuk merumahkan karyawannya jika kondisi tak juga normal.