Purworejo, Gatra.com - Sejumlah ambulans terparkir di depan sebuah rumah di Desa Demangan, Kecamatan Banyuurip, Purworejo. Ambulans-ambulans itu akan membawa pasien ke RS Sarjito dan RS Harjo Lukito Yogyakarta.
Armada kesehatan tersebut berasal dari berbagai organisasi dikoordinir oleh Lintas Komunitas Purworejo (LKP). Setiap hari, mereka memfasilitasi ambulans gratis bagi masyarakat Purworejo yang dirujuk ke RS di Yogyakarta dan sekitarnya.
Bagi warga tak mampu pemegang KIS maupun pemegang BPJS, transportasi menuju ke rumah sakit rujukan sangat diperlukan. Kebanyakan dari mereka adalah penderita kanker yang harus sering menjalani kemoterapi.
"Berterima kasih sekali dengan bantuan dari relawan-relawan yang menyediakan ambulans gratis bagi kami, karena biaya transportasi juga memberatkan, ini gratis. Kalau biaya berobat sudah ditanggung pemerintah," kata Jewahyuni, salah satu pasien yang sudah 8 kali melakukan kemo di RSUP dr Sardjito.
Hari ini, ada 9 pasien dan 9 pendamping yang diangkut oleh 3 ambulans dari BMT Bina Mas, BMT An Nur, dan Masjid Baitul Karim Brenggong untuk berobat jalan. Sebelum berangkat, mereka juga diberi nasi bungkus oleh para relawan kemanusiaan itu.
"Sudah tiga tahun kami mendampingi dan memfasilitasi para pasien ini. Mereka harus datang ke Demangan ini pagi-pagi jam [pukul] 06.30 WIB karena harus sampai di rumah sakit, pagi. Paling tidak, kami bisa meringankan beban biaya transportasi mereka," kata Ketua LKP, Tri Candra Sakti.
Anggota komunitas relawan ini pun dari berbagai macam latar, mulai pemilik dan driver ambulans, ada dari S3, Lazis NU, Lazis MU, BMT Bina Mas, BMT An Nur, Anshor Peduli, DRW Skin care, dan lain-lain.
"Saya juga berharap ada kepedulian dari pemerintah untuk memberdayakan ambulansnya bagi warga yang kurang mampu dan membutuhkan alat transportasi. Saya sering heran kok banyak ambulans di Puskesmas atau rumah sakit pemerintah 'nganggur' di garasi, sementara kami sangat sibuk," sindir Tri Candra.
Ironisnya, LKP justru sering mendapat order dari Puskesmas untuk menjemput pasien. Sementara ini, LKP baru bisa mengakomodasi pasien yang berobat ke DIY dan sekitarnya.
Dengan keterbatasan tersebut, alangkah lebih baiknya jika pemerintah daerah pun turun tangan membantu untuk pasien-pasien yang mendapat rujukan selain RS yang ada di DIY.
LKP juga membutuhkan bantuan dari para donatur agar aksi kemanusiaan mereka bisa terus berlanjut.