Texas, Gatra.com – ManageEngine sebagai divisi pengelolaan TI enterprise dari Zoho Corporation pada Senin ini (20/7) mengumumkan hasil surveinya bertajuk “The State of ITSM in the Covid-19 Pandemic”. Survei yang melibatkan responden lebih dari 500 profesional TI global menyoroti persoalan dan tantangan yang disebabkan pandemi Covid-19 khususnya bagi tim layanan TI.
Survei tersebut berfokus pada lima aspek ITSM (Information Technology Service Management) di antaranya pengaruh terhadap karyawan yang bekerja jarak jauh, implikasi pengeloaan finansial dan asset, isu keamanan dan tata kelola, layanan pihak ketiga dan bantuan teknologi, serta tingkat keberhasilan keberlangsungan bisnis.
Survei menghasilkan beberapa temuan penting yang harus diketahui perusahaan dan tim ketika mengadaptasi lingkungan kerja jarak jauh. Diketahui adopsi layanan cloud, pengelolaan pengetahuan dan layanan sendiri menjadikan ITSM jarak jauh lebih mudah.
Seiring mulainya karyawan bekerja di luar perimeter perusahaan, data dan alat-alat yang ada di jaringan menjadi tidak bisa dijangkau. Oleh karena itu, mayoritas professional TI (78%) mengatasi rintangan tersebut dengan bertransisi ke layanan-layanan cloud.
Lebih lanjut, tim TI global telah mengadopsi alat dan aplikasi baru untuk mengakomodasi tenaga kerja yang tersebar. Hal itu berujung pada meningkatnya kebutuhan untuk memperbarui artikel pengetahuan dan dokumentasi pengguna untuk mengaplikasikan berbagai teknologi baru.
Vice President, ManageEngine, Rajesh Ganesan mengatakan pandemi Covid-19 telah mengubah konsep bisnis dari organisasi TI dalam waktu singkat. “Seberapa baik kinerja perusahaan dalam beberapa bulan terakhir terkait pada seberapa baik organisasi TI memampukan kerja jarak jauh, dan tren ini akan terus berlanjut,” kata Rajesh dalam keterangan yang diterima Gatra.com, Senin (20/7).
“Seiring bisnis yang terus berjuang untuk bertahan, bersaing dan menjadi pemimpin dalam waktu yang sulit ini, menutup celah-celah teknologi yang disorot dalam survei ini, tentu menjadi prioritas. Kami mengerti perubahan ini dan menambah berbagai kemampuan dalam lini produk kami untuk membantu para pelanggan kami.”
Survei mengungkap dalam situasi sekarang yang penuh tekanan bagi service desk, cukup banyak perusahaan tidak memiliki teknologi layanan sendiri (28%) dan agen virtual (24%) untuk mengimbangi beban kerja tambahan. Bukti-bukti dari survei menunjukkan korelasi tinggi keberhasilan ITSM jarak jauh di berbagai perusahaan yang menggunakannya, sehingga sangat layak untuk berinvestasi dalamnya.
Temuan-temuan penting lainnya menunjukkan adanya keprihatinan keamanan dan pengenalan lebih tinggi untuk upaya-upaya TI. Sementara data lebih lanjut menunjukkan:
1. Pengaruh dari karyawan bekerja jarak jauh
Sebanyak 72% professional TI menegaskan efektivitas berkelanjutan dari ITSM bahkan dalam berbagai skenario kerja jarak jauh. Tapi hanya satu dari dua perusahaan yang memiliki kebijakan BYOD untuk mendukung produktivitas berkelanjutan dalam lingkungan kerja jarak jauh baru.
2. Implikasi pengelolaan finansial dan asset
Sebanyak 4 dari 5 responden percaya TI akan lebih mengapresiasi dalam hal anggaran, gaji dan pengakuan upaya, setelah krisis ini berakhir. Saat ini hanya ada 15% perusahaan yang tidak dilengkapi dengan aplikasi dan alat yang dibutuhkan untuk bekerja jarak jauh.
3. Masalah keamanan dan tata kelola
Hanya 40% perusahaan yang yakin setuju bahwa mereka dilengkapi untuk menangani peningkatan dalam keprihatinan keamanan dan privasi terkait dengan karyawan yang bekerja di luar kantor.
4. Layanan pihak ketiga dan bantuan teknologi
Di antara perusahaan yang mengalih-daya ITSM, lebih dari 70% merasa puas dengan kinerja MSP mereka. Yang menarik, layan-sendiri TI tidak ada dalam 28% perusahaan yang menjadi responden.
5. Tingkat keberhasilan keberlanjutan bisnis
Sebagian besar perusahaan memiliki rencana keberlanjutan bisnis (business continuity plan – BCP), hanya 20% yang tidak memilikinya. BCP yang handal merupakan faktor penting untuk keberhasilan dukungan TI jarak jauh.