Cilacap, Gatra.com – Refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 berdampak ke berbagai sektor, termasuk pembangunan infrastruktur. Di Cilacap, volume proyek infrastruktur berkurang hingga sekitar 50% akibat pengurangan anggaran.
Kepala Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Cilacap, Hamzah Syafrudin, mengatakan, pihaknya mengurangi volume agar kegiatan proyek di 2020 tak dibatalkan. Akan tetapi, lantaran pengurangan anggaran, kegiatan-kegiatan yang dilakukan volumenya berkurang hingga 50%.
“Kalau tidak salah sekitar 50%,” ujar Hamzah.
Meski begitu, dia menegaskan, sejumlah proyek vital yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Cilacap 2020 tetap dilaksanakan. Hanya saja, pelaksanaanya tak seperti yang direncanakan.
“Contohnya, anggaran Rp10 miliar, terus volumenya 10 kilometer. Direalisasikan 5 kilometer, karena anggarannya hanya bisa Rp5 miliar,” ujarnya.
Selain berdampak ke proyek infrastruktur yang bersumber dari APBD Cilacap, sejumlah proyek vital nasional juga terdampak. Tahapan pelaksanaan proyek jadi tertunda. Salah satunya pembangunan tol selatan-selatan.
Dari tiga tol yang melintas di Cilacap, progres pembangunan yang paling signifikan adalah Tol Bandung-Cilacap. Pekan lalu, dilakukan rapat koordinasi pembahasan trace dan analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL) ruas Tol Cilacap-Pangandaran.
Selanjutnya, penentuan jalur akan dilanjutkan dengan penentuan titik tol. Direncanakan, tol akan melintas dari Kalipucang, Kabupaten Pangandaran dan masuk ke Patimuan, Kabupaten Cilacap. Kemudian, jalur dibuat selurus mungkin ke timur, hingga Sumingkir, Kecamatan Jeruklegi.
Pembangunan tol direncanakan menggunakan dana pihak dunia usaha (investor). Karenanya, dana pembangunan tak terganggu oleh refocusing untuk penanganan Covid-19. Namun, pelaksanaan tahapannya tertunda.
“Itu kan pembiayaan dunia usaha. Kalau berubah tidak. Mungkin hanya terlambat saja,” ujarnya.