Lombok Barat, Gatra.com – Banyak cara dilakukan pemerintah daerah (Pemda) Lombok Barat (Lombar), Nusa Tenggara Barat (NTB) menekan angka penyebaran COVID-19. Selain cara-cara biasa yang sudah diterapkan, Lombar juga tak segan mencoba cara-cara luar biasa. Salah satunya melalui program “KOTAKU” (Kota Tanpa Kumuh). Program ini tengah digalakkan mengingat strategi ini langsung menyentuh dan berbasis masyarakat.
Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid justru ingin mencoba program ini yang muaranya bisa mengurangi atau setidaknya meminimalisir angka positif COVID-19 di daerahnya. “Pogram KOTAKU sesungguhnya mengedukasi masyarakat pedesaan khususnya untuk membiasakan hidup bersih dan sehat secara disiplin. Jika ini bisa dilakukan, merupakan pangkal dasar pencegahan penularan COVID-19,” ujarnya di Desa Labuapi, Kecamatan Labuapi, Kamis (16/7).
Baca Juga: Ingin Tingkatkan Jumlah Tes,, Pemkab Tegal Tak Punya PCR
Bupati dua periode ini menyatakan, program KOTAKU setidaknya memiliki dampak ganda bagi masyarakat secara langsung. Dampak ganda dimaksud Bupati yakni bagaimana masyarakat bisa memiliki ketersediaan infrastruktur desa yang memenuhi standar kelayakan baik itu jalan desa, ketersediaan air minum, ataupun kebersihan perumahan di desa.
Ia menambahkan, program ini dilaksanakan dengan pola padat karya. Masyarakat diharapkan terlibat untuk bisa langsung mengerjakan sarana dan prasarana program ini dan bisa mendapatkan upah dari hasil kerjanya. Dengan pola padat karya ini setidaknya bisa mengurangi beban ekonomi masyarakat.
Bupati juga menilai program KOTAKU ini bisa menjadi contoh bagi pemerintah desa untuk bisa diprogramkan melalui Dana Desa (DD) ataupun Alokasi Dana Desa (ADD) dengan basis yang sama dengan program KOTAKU. Dengan begitu masyarakat bisa mengambil manfaat lebih dari program ini. Tidak saja masyarakat bisa terpenuhi akan ketersediaan infrastruktur dasar di desanya, namun juga masyarakat bisa terbantu ekonominya.
Baca Juga: Bantuan Keuangan BUMDes Jadi Modal Dagang Bergulir
Bupati juga mengingatkan, agar sarana dan prasarana yang dibangun ini menjadi milik masyarakat untuk tetap dipelihara dengan sebaik-baiknya. “Program ini sangat baik bagi upaya bersama untuk mengubah perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Rumah kumuh, infrastruktur desa yang tidak layak akan berdampak pada kesehatan dan perilaku masyarakat yang tidak bisa menjaga kebersihan. Semua itu erat kaitannya dengan upaya pencegahan penularan COVID-19 yang saat ini masih terjadi,” ujarnya.
Kepala Dinas PUTR Lombok Barat, Made Arthadana mengungkapkan, tahap awal program KOTAKU dilakukan di 4 desa di Lombar. Di antaranya Desa Labuapi, Perampuan, Jagaraga Indah, dan Kediri. Masing-masing desa mendapatkan dana pendamping untuk program ini senilai Rp1 miliar. Program ini merupakan program dari Ditjen Cipta Karya Kementerian PUTR senilai Rp4 miliar bagi 4 desa di Lombar.
Baca Juga: Satu Pegawai Kena Covid-19, Pelayanan Kantor Kecamatan Tutup
Dikatakan Made, dari 122 desa dan kelurahan di Lombar tercatat sebanyak 17 desa yang dikatagorikan kawasan kumuh dengan luas 230 Ha. Harapannya dengan program KOTAKU saat ini bisa mengurangi penyandang kawasan desa kumuh di Lombar.
“Program KOTAKU yang dilakukan secara padat karya juga bisa dijadikan referensi bagi penuntasan desa kumuh lainya. Program KOTAKU bisa terintegrasi dengan program penanganan dan pencegahan menyebarnya COVID-19,” kata Made.