Tanjungpinang, Gatra.com - Panglima Koarmada I Laksda TNI Ahmadi Heri Purwono mengatakan, perairan sekitar Provinsi Kepulauan Riau memang masih menjadi lokasi primadona penyelundupan narkoba dari luar negeri, karena banyak gugusan pulau tak berpenghuni.
Ahmadi menyebut, penyelundupan narkotika jaringan internasional di daerah perbatasan sepanjang selat Malaka dan selat Singapura ini trennya terus meningkat dan modus yang digunakan juga bervariasi. Dengan 94 persen daerahnya lautan, para sindikat narkoba kerap memanfaatkan kelengahan petugas.
“Kasus yang baru diungkap ini merupakan kasus keempat selama satu bulan terakhir, yaitu dengan rincian di Tanjung Balai Karimun, Batam, Tanjung Balai Asahan dan saat ini di Bintan Tanjungpinang,” ujarnya, Kamis (17/7).
Pangkoarmada I mengatakan, dari pemeriksaan awal pengakuan para pelaku sebagai kurir penyeludupan yang dikendalikan jaringan di luar negeri. Seperti pelaku yang baru diamanakan, mengaku sudah beraksi sebanyak 15 kali dengan upah 6 ribu ringgit per kilo.
“Pada kasus yang pernah diungkap, para pelaku umumnya sebagai pengirim barang haram dari Malaysia, yang tahu seluk-beluk perairan Kepri. Bahkan tak jarang para sindikat memberdaya masyarakat lokal dengan iming-iming upah yang menggiurkan. Sementara otak pelaku dan pengendali masih melenggang bebas,” ucapnya.
Untuk itu, Ahmadi meminta, sinergitas dan kordinasi antara aparat keamanan terus ditingkatkan. Patroli rutin antara lembaga dan institusi intensitasnya perlu ditingkatkan.
“Koarmada I tidak akan pernah berhenti dan tidak pernah gentar untuk menghentikan praktek ilegal, seperti penyelundupan narkotika ini dengan melakukan sinergitas dengan seluruh stake holder kemaritiman dan kerja sama dengan negara tetangga, terlebih asal barang haram tersebut selalunya dari seberang,” ujarnya.